Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bendera Black Lives Matter dan Bendera LGBT Dicopot Dari Kedubes US di Seoul

Duta Besar memutuskan untuk memasang Black Lives Banner untuk mengkomunikasikan pesan solidaritas dengan orang Amerika yang peduli dengan rasisme.
Bendera Black Lives Matter dan Bendera LGBT Dicopot Dari Kedubes US di Seoul, Korea./Twitter
Bendera Black Lives Matter dan Bendera LGBT Dicopot Dari Kedubes US di Seoul, Korea./Twitter

Bisnis.com, JAKARTA -- Atas permintaan Departemen Luar Negeri AS, Kedutaan Besar AS di Seoul, Korea Selatan telah menghapus spanduk “Lives Matter” yang baru ditambahkan, bersama dengan bendera kebanggaan LGBTQ.

Dikutip dari Koreaboo.com, Rabu (17/6/2020), Spanduk "Lives Matter" ditambahkan ke fasad gedung oleh Duta Besar Harry Harris pada hari Sabtu, 13 Juni, untuk mendukung protes anti-rasisme yang terjadi di seluruh dunia. Protes dipicu oleh kematian seorang pria kulit hitam bernama George Floyd di tangan seorang perwira polisi kulit putih pada 25 Mei.

Spanduk "Black Lives Matter" ditampilkan di bawah bendera pelagi ini untuk Pride Month. Di AS, Pride Month adalah perayaan Juni tahunan untuk menunjukkan dukungan untuk hak trans dan untuk memperingati kerusuhan Stonewall, yang terjadi pada Juni 1969.

Pimpinan Departemen Senior Negara dilaporkan meminta Kedutaan Besar AS untuk menghapus spanduk "Lives Matter" dari gedung untuk menghindari "persepsi salah" tentang uang pembayar pajak.

Duta Besar memutuskan untuk memasang Black Lives Banner untuk mengkomunikasikan pesan solidaritas dengan orang Amerika yang peduli dengan rasisme, terutama kekerasan rasial terhadap orang Amerika Afrika. Dia ingin menyoroti nilai-nilai Amerika yang abadi dari persamaan ras, kebebasan berbicara, dan hak untuk melakukan protes secara damai.

Namun, maksud duta besar adalah untuk tidak mendukung atau mendorong sumbangan ke organisasi tertentu. Untuk menghindari kesalahan persepsi bahwa uang pembayar pajak Amerika dihabiskan untuk menguntungkan organisasi semacam itu, ia memerintahkan agar spanduk dicopot.

Selain itu, Bloomberg News melaporkan bahwa permintaan Departemen Luar Negeri datang setelah Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Michael Pompeo menyadari spanduk "Black Lives Matter". Pompeo dan Trump sama-sama tidak menyukai spanduk itu, kata orang-orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper