Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa kreditur terbesar Argentina memberikan penawaran baru kepada pemerintah negara tersebut ditengah proses negosiasi restrukturisasi utang US$65miliar yang hampir rampung.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (16/6/2020) The Ad Hoc Bondholder Group and Exchange Bondholder Group mengirimkan penawaran yang menyatakan mereka menerima kerugian dari net present value (NPV) sebesar 44 persen hingga 46 persen.
Pada kontrak tersebut, kedua kelompok juga menginginkan insentif yang terikat pada Produk Domestik Bruto (PDB) Argentina sesuai perhitungan International Monetary Fund (IMF).
Penawaran tersebut berada sedikit dibawah keinginan Presiden Argentina, Alberto Fernandez. Pada pekan lalu, Kementerian Perekonomian Argentina mendorong proposal untuk kreditur agar menerima kerugian dari NPV sebesar 50 persen dengan insentif dari ekspor agrikultur. Sementara itu, sejumlah kreditur dikabarkan bersedia menerima kerugian dari NPV sebesar 48 persen.
Dalam sebuah wawancara dengan Radio 10 pada Minggu lalu, Fernandez mengatakan, pihaknya saat ini tengah merancang penawaran baru kepada para kreditur.
“Kami akan menawarkan proposal baru yang semakin mendekati keinginan para kreditur, menunjukkan itikad baik pemerintah untuk mencapai kesepakatan,” katanya.
Baca Juga
Argentina dan investor hingga kini masih terus mempersempit jarak penerimaan kerugian sejak pemerintah Argentina gagal bayar utang pada 22 Mei lalu. Meski demikian, penjanjian tersebut masih menghadapi konflik kepentingan dari sejumlah pemegang obligasi, IMF, dan pemerintah setempat.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador juga turut membantu proses negosiasi ini sebagai mediator antara Fernandez dengan perwakilan BlackRock Inc., Larry Fink. Lopez Obrador mengatakan keterlibatannya dalam negosiasi tersebut adalah permintaan dari Fernandez.
“Dia [Fernandez] mengetahui saya memiliki hubungan baik dengan Fink. Terkadang negosiasi seperti ini akan berdampak pada stabilitas ekonomi di negara lain atau bahkan dunia,” ujarnya.
Sementara itu, dalam wawancara dengan surat kabar Brasil, Folha, Menteri Perekonomian Argentina Martin Guzman percaya diri kesepakatan antara kedua pihak akan tercapai pada minggu ini. Pemerintah Argentina telah memperpanjang tenggat waktu kesepakatan perjanjian ini hingga Jumat mendatang.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam negosiasi tersebut berasal dari insentif yang akan diberikan. Sejumlah kreditur mendukung insentif ekspor karena data agrikultural Argentina lebih transparan dibandingkan dengan angka PDB.
Meski demikian, beberapa kreditur lainnya menilai instrumen tersebut dinilai tidak dapat diprediksi dan insentif dari PDB Argentina lebih aman. Hal tersebut karena analisa keberlanjutan utang negra tersebut juga didasakan pada estimasi PDB.