Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Argentina Hadapi Gagal Bayar Obligasi Pemerintah Kesembilan Kalinya

Argentina berupaya melakukan negosiasi dengan para pemegang obligasinya
Bendera Argentina/Istimewa
Bendera Argentina/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Presiden Argentina Alberto Fernandez menghadapi tekanan dengan gagal bayar obligasi pemerintah kesembilan kalinya.

Dikutip dari Bloomberg, Jumat (22/5/2020), setelah lima bulan berhadapan dengan resesi, inflasi 50 persen dan rontoknya nilai peso, Fernandez harus berdamai dengan pemegang surat utang dalam beberapa pekan ke depan untuk mencegah kerusuhan terparah.

Bila Fernandez mampu membereskan gagal bayar obligasi, hal itu bisa menjadi secercah harapan bagi ekonomi yang kini dalam masalah parah bahkan sebelum pandemi virus corona. Sebaliknya, bila gagal terdapat utang luar negeri senilai US$65 miliar yang menjadi peniup utama tinggelamnya ekonomi Argentina.

Adapun, Argentina tercatat menghabiskan sepertiga sejarah modernnya dengan resesi, terjebak di dalam lingkarannya. Kendati demikian, popularitas Fernandez tinggi akibat responsnya dalam menangani pandemi virus corona.

Namun, bila bicara soal kejatuhan setelah tak mampu memenuhi jatuh tempo utang senilai US$500 juta, kerusuhan akan melemahkannya dan menjatuhkan koalisinya.

Pemerintah Argentina berencana untuk memperpanjang negosiasi hingga 2 Juni. Menteri Ekonomi Martin Guzman menyatakan revisinya untuk mengubah penawaran kepada para kreditur.

“Hal itu merupakan tenggat waktu yang sangat penting, tak ada keraguan dan terdapat risiko yang mengikuti,” ujar Hector Torres, mantan jajaran direksi IMF yang mewakili Argentina dan negara lainnya.

Setelah mencapai gagal bayar, para kreditur akan mencari cara bagaimana obligasi yang digenggamnya bisa dilunasi.

Pemerintah meyakini bahwa bahkan di tengah krisis virus corona, gagal bayar yang parah akan membawa masalah serius terhadap ekonomi dan ongkos politik.

Salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya menyebut bahwa pemerintah akan berjuang mendapatkan kesepakatan dengan para kreditur.

“Kami tak akan menunjuk Argentina sebagai pelaku atas kewajiban baru yang tak bisa kami penuhi,” ujar Presiden Argentina Alberto Fernandez, sebelumnya.

Argentina tengah menegosiasikan obligasi yang diterbitkan sejak 2005 dan sebelumnya termasuk beberapa yang telah mengalami restrukturisasi. Investor sebelumnya menolak tawaran pertama dari Pemerintah dan saat ini tengah enanti proposal kedua menerima rangkaian jawaban dari para kreditur.

Negeri Tango itu diketahui menyiapkan likuiditats dengan penarikan sebesar US$1,2 miliar. Bank sentral Argentina telah mengirim obligasi senilai 730 miliar peso atau setara dengan US$11 miliar sejak karantina wilayah diumumkan pada 19 Maret.

Uang tersebut digelontorkan guna mendanai belanja. Aktivitas ekonomi telah turun 9,8 persen sejak Maret hingga Februari dengan penurunan paling tajam dalam sejarah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper