Bisnis.com, JAKARTA - Hari ini, Rabu (10 Juni 2020), genap 100 hari virus corona atau Covid-19 mewabah di Indonesia, sejak kasus pertama diungkap pada 2 Maret 2020.
Belum ada tanda-tanda pandemi tersebut mereda. Bahkan kian menjadi, kala pemerintah pusat dan pemerintah daerah mulai melonggarkan aktivitas masyarakat melalui jargon new normal atau kebiasaan baru.
Secara resmi, pelonggaran ini ditandai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang membolehkan aktivitas keagamaan per 5 Juni 2020 meskipun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tetap diperpanjang dalam fase transisi selama Juni.
Hal itu membuat latah semua daerah dengan melakukan pelonggaran PSBB melalui fase transisi. Kota Surabaya menyusul pada 8 Juni 2020 meskipun daerah ini masih masuk dalam zona merah pekat.
Akibat pelonggaran tersebut, kasus positif virus corona melonjak, dan mencapai rekor baru. Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per 9 Juni 2020 mencatat, ada lonjakan kasus positif sebanyak 1.043 orang. Total kasus positif pun menjadi 33.076 orang.
Lonjakan kasus positif harian ini terbesar sejak wabah ini ditemukan pertama kali di Indonesia. Berdasarkan data covid19.go.id, dalam 100 hari terakhir ada empat kali lompatan kasus yang mendekati level 1.000 orang dalam sehari.
Baca Juga
Perinciannya, pada 21 Mei dengan penambahan 973 orang, 23 Mei sebanyak 949 orang, 6 Juni sebesar 993 orang, dan 9 Juni sebanyak 1.043 orang.
Lompatan kasus positif ini bisa jadi karena masifnya tes spesimen Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah. Per 9 Juni 2020 spesimen yang dites dalam sehari mencapai 16.181 sampel.
Angka tes ini merupakan tertinggi sejak kasus corona masuk Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan rata-rata pengetesan spesimen mencapai 10.000 sampel per hari pada Mei.
Namun, dalam hitungan jari target itu bisa dicapai. Pengetesan memasuki Juni mulai stabil di atas 10.000 per hari. Jokowi menargetkan pengetesan spesimen mencapai 20.000 per hari pada Juni ini.
Kemampuan pengetesan ini merupakan salah satu indikator dari enam kriteria yang diberikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam melakukan pelonggaran kegiatan masyarakat saat wabah Covid-19.
Indonesia mengadopsi tiga kriteria dalam melonggarkan PSBB. Pertama kemampuan mengendalikan virus Covid-19 dengan mengacu rasio angka penularan (reproduction rate/Rt) dan angka reproduksi kasus baru (reproduction number/R0).
Syaratnya, Rt dan R0 harus di bawah 1,00 selama dua pekan. Kemudian data penurunan kasus baru minimal 50 persen sejak titik puncak.
Kedua, kualitas sistem kesehatan yang terlihat dari kemampuan menangani kasus baru Covid-19. Indikatornya maksimal 60 persen kapasitas tempat tidur rumah sakit dan instalasi gawat darurat (IGD) yang diperuntukkan bagi perawatan pasien suspek dan terjangkit Covid-19.
Ketiga, survei yang mencakup kapasitas pengetesan Covid-19. Untuk melakukan penyesuaian PSBB, pemerintah harus memiliki kapasitas tes laboratorium yang cukup dan memiliki strategi tes yang jelas.
WHO menyaratkan jumlah tes per 1 juta penduduk bisa mencapai 3.500 jika hendak melakukan pelonggaran PSBB. Adapun, kapasitas Indonesia masih belum mencapai itu sampai dengan akhir Mei 2020.
Tingkat Penularan Corona-19
Tingkat penularan virus corona dengan indikator Rt tersebut terbilang masih tinggi di Indonesia. Terutama kota/provinsi yang mulai melakukan pelonggaran PSBB. DKI Jakarta bersama empat provinsi lainnya di Jawa masih mencatatkan Rt di atas 1,00 meskipun sempat turun.
Berdasarkan data thebonza.com per 7 Juni 2020, Rt DKI Jakarta kembali meningkat pada posisi 1,13. Padahal pada 4 Juni, sehari sebelum PSBB III, rasio Rt sempat berada di level 0,99. Namun, dalam 4 hari berikutnya ada tren peningkatan di atas 1,00.
Provinsi Jawa Timur yang mencatatkan kasus positif kedua terbesar nasional, angka Rt masih tercatat 1,07 per 7 Juni 2020. Angka ini cenderung stagnan di level tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Jawa Tengah mencatatkan Rt terbesar provinsi di Jawa dengan rasio 1,25. Kemudian diikuti oleh Banten 1,19. Adapun Jawa Barat menunjukan tren Rt membaik menjadi 0,88 dan Yogyakarta 0,97.
Di luar Jawa yang mencatatkan rasio Rt tertinggi adalah Sumatra Utara sebanyak 1,74. Kemudian diikuti Kepulauan Bangka Belitung 1,6, Sulawesi Utara 1,59 Sulawesi Tengah 1,46, dan Papua 1,41.
Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per 9 Juni 2020, penambahan kasus positif terbesar adalah DKI Jakarta sebanyak 232 orang menjadi 8.355 orang. Adapun kasus sembuh di Ibu Kota total mencapai 3.371 orang, sedangkan kasus meninggal bertambah 4 orang menjadi 533 orang.
Kenaikan kasus positif di Jawa Timur berada diurutan kedua dengan penambahan 220 orang menjadi 6.533 orang. Pasien yang sembuh bertambah 85 orang menjadi 1.584 orang, sedangkan yang meninggal tambah 12 orang menjadi 514 orang.
Adapun kenaikan kasus terbesar ketiga dari Sulawesi Selatan sebanyak 180 kasus menjadi 2.194. Pasien sembuh tambah 31 orang menjadi 704 orang. Pasien yang meninggal tambah 3 orang menjadi 97 orang.
Kalimantan Selatan berada di urutan keempat dengan penambahan 91 orang positif Covid-19 menjadi 1.438 orang. Pasien sembuh tambah 1 orang menjadi 118 dan yang meninggal naik 4 orang menjadi 104 orang.
Provinsi Sulawesi Utara berada diurutan kelima dengan penambahan 41 kasus positif menjadi 551 orang. Pasien sembuh tidak ada penambahan sehingga tetap 189 orang. Adapun pasien yang meninggal tambah 4 orang menjadi 52 orang.
WHO Sebut Wabah Makin Memburuk
WHO memperingatkan bahwa pandemi virus corona belum mereda. Bahkan semakin memburuk dalam tingkatan global di seluruh dunia.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh General Director WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi virtual di Jenewa, Swiss pada Selasa (9/6) waktu Indonesia.
“Meskipun situasi di wilayah Eropa mulai membaik, tetapi secara global keadaannya memburuk. Lebih dari 100.000 kasus baru telah dilaporkan dalam 9 dari 10 hari terakhir,” katanya dalam konferensi video tersebut.
Dia melanjutkan bahwa pada hari sebelumnya, laporan jumlah kasus baru yang tercatat mencapai 136.000 kasus positif baru. Menurutnya, angka ini merupakan jumlah penambahan tertinggi dalam sehari.
Dilaporkan juga bahwa sekitar 75 persen kasus baru datang dari 10 negara. Secara lebih spesifik, Ghebreyesus menyebut kebanyakannya berasal dari negara-negara di Amerika Serikat dan Asia Selatan.
Selain itu, kebanyakan negara-negara di Afrika juga terus mengalami peningkatan jumlah kasus baru setiap harinya. Angkanya bisa mencapai lebih dari 1.000 kasus per hari. Begitu juga dengan sejumlah negara di Eropa Timur.
Adapun, berdasarkan data dari Worldometer hingga 9 Juni 2020 jumlah kasus virus corona di seluruh dunia telah mencapai angka lebih dari 7,1 juta infeksi, dengan jumlah kematian mencapai 400.000 kasus, dan total angka sembuh mencapai 3,5 juta kasus.
Dengan melihat kondisi tersebut, sebenarnya tingkat penularan virus corona di Indonesia masih mengkhawatirkan. Apalagi WHO telah memperingatkan bahwa wabah ini kian memburuk karena penularan harian mencatat rekor tertinggi.
Peningkatan pengetesan bisa jadi akan membuka tabir semakin rawan tingkat penularan virus corona. Pasalnya dalam 100 hari terakhir penanganan Covid-19 masih belum maksimal baik dari sisi kecepatan pengetesan virus hingga penyediaan fasilitas kesehatan.