Bisnis.com, JAKARTA – Harga rumah di Inggris turun besar-besaran pada bulan lalu akibat terdampak lockdown yang bertujuan membendung persebaran virus corona (Covid-19).
Menurut Nationwide Building Society, harga rumah mencatat penurunan terbesar dalam lebih dari satu dekade pada Mei 2020, setelah langkah lockdown oleh pemerintah melumpuhkan pasar perumahan.
“Nilai [harga rumah] turun 1,7 persen pada Mei dari April, penurunan terbesar sejak Februari 2009,” ungkap lembaga finansial asal Inggris tersebut pada Selasa (2/6/2020), seperti dilansir dari Bloomberg.
Adapun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai harga rumah naik 1,8 persen pada Mei, separuh dari laju tahunan yang dibukukan pada bulan April.
Langkah lockdown telah membekukan sebagian besar ekonomi Inggris, termasuk pasar properti, karena pembatasan sosialisasi dan mobilisasi masyarakat tak memungkinkan dilakukannya peninjauan rumah.
Kendati demikian, harga rumah diperkirakan dapat bangkit kembali sebelum akhir tahun ini di tengah permintaan yang tertahan.
Baca Juga
Sementara itu, pemerintah Inggris dikabarkan tengah mempersiapkan stimulus baru untuk menyelamatkan ekonomi dari pandemi virus corona dan merilisnya bulan depan.
Berdasarkan laporan Financial Times, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak tengah mengerjakan proposal untuk berinvestasi pada program pelatihan, infrastruktur, dan bantuan bagi perusahaan teknologi.
Sebelumnya, Sunak telah memperingatkan bahwa Inggris akan menghadapi resesi serius dengan kontraksi sebesar 25 persen pada kuartal II/2020, mengacu pada proyeksi bank sentral Inggris.
Kepala Federasi Penjual Nasional Joe Harrison mengatakan kendati pelonggaran lockdown telah dimulai, segala sesuatu tak akan kembali normal dengan sekejap.
“Akan membutuhkan waktu panjang bagi pasar untuk kembali ke potensi penuhnya,” katanya.