Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Undang Rusia ke KTT G7, Inggris dan Kanada Bereaksi

Pemerintah Rusia memastikan untuk ambil bagian dalam pertemuan tersebut jika diperlakukan sama dengan negara lain.
Presiden AS Donald Trump (kiri) menerima bola sepak dari Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam konferensi pers bersama setelah keduanya bertemu membahas sejumlah isu di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7)./Reuters-Grigoriy Dukor
Presiden AS Donald Trump (kiri) menerima bola sepak dari Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam konferensi pers bersama setelah keduanya bertemu membahas sejumlah isu di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7)./Reuters-Grigoriy Dukor

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menelepon Vladimir Putin dan mengungkapkan idenya untuk mengundang Rusia dalam KTT G7.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan pemerintah Rusia memastikan untuk ambil bagian dalam pertemuan tersebut jika diperlakukan sama dengan negara lain.

Trump mengatakan dirinya ingin mengundang para pemimpin dari Rusia, Australia, India dan Korea Selatan untuk menghadiri pertemuan G7, seraya menyebut pengaturan KTT tersebut saat ini telah ketinggalan zaman.

Inggris dan Kanada mengindikasikan ketidaksepakatan atas rencana Trump dan akan berupaya memblokir Rusia untuk masuk ke dalam kelompok ekonomi maju setelah dikeluarkan pada 2014 ketika negara tersebut menyerang Ukraina.

"Keputusan tentang keanggotaan G7 harus dibuat dengan suara bulat oleh semua pemimpin G7," kata juru bicara Perdana Menteri Boris Johnson James Slack, Senin (1/6/2020).

"Rusia telah dikeluarkan menyusul pencaplokannya atas Krimea dan kami belum melihat bukti perilakunya yang akan membenarkan penerimaannya kembali."

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengungkapkan Rusia harus terus dikeluarkan dari G7 karena tidak menghormati dan menyepelekan aturan internasional.

Trump sendiri telah menunda acara KTT G7 yang semula dijadwalkan berlangsung pada Juni di Camp David.
Dia menuturkan KTT ini dapat berlangsung pada September atau setelah pemilihan presiden pada November mendatang.

"Ini bisa menjadi G10, G11 dan ini bisa diadakan setelah pemilihan selesai," tegas Trump seperti dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper