Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengacara Sebut George Floyd Korban Pembunuhan Terencana

George Floyd, warga kulit hitam yang tewas di tangan petugas kepolisian sebagai korban pembunuhan terencana
Aksi pembakaran sebagai bentuk kemarahan atas kematian warga kulit hitam oleh anggota kepolisian di Amerika Serikat (Bloomberg)
Aksi pembakaran sebagai bentuk kemarahan atas kematian warga kulit hitam oleh anggota kepolisian di Amerika Serikat (Bloomberg)

Bisnis.com, JAKARTA— Seorang pengacara Keluarga George Floyd menyebut kematian kliennya merupakan akibat dari pembunuhan terencana.

Dikutip dari BBC, Senin (6/1/2020), pengacara Benjamin Crump menyebut kasus pembunuhan George Floyd merupakan pembunuhan tingkat pertama yakni pembunuhan terencana. Adapun, Derek Chauvin, seorang anggota kepolisian Minneapolis yang menjadi pelaku pembunuhan itu dituduh dengan kasus pembunuhan tingkat tiga.

“Kami menilai dia memiliki intensi. Hampir 9 menit dia menahan lututnya di leher seorang pria yang mengemis dan memohon untuk bernapas,” katanya saat diwawancarai CBS news.

Seperti diketahui, permintaan George Floyd agar bisa bernapas itu menjadi kalimat terakhirnya yang tersebar luas dalam sebuah video. Walhasil, kematian George Floyd yang dituduh menggunakan uang palsu itu memantik kemarahan masyarakat Amerika Serikat.

Tenaga militer diturunkan untuk mengamankan situasi darurat lokal yakni 5.000 personel di 15 negara bagian.

Crump juga menyebut bahwa dari rekaman suara diperoleh salah satu petugas polisi lainnya menilai tak ada detak jantung yang terasa sehingga meminta agar Floyd dilepaskan. Namun, saat itu Chauvin menolaknya dan melanjutkan penganiayaannya.

“Selain itu, fakta bahwa Chauvin mempertahankan lututnya di lehernya [George Floyd] selama hampir 3 menit setelah dia tak sadarkan diri,” katanya.

Sementara itu, dikutip dari Aljazeera, kematian Floyd menambah panjang kasus kematian warga kulit hitam oleh petugas polisi. Aljazeera mencatat setidaknya pada 2013 hingga 2019 polisi di Amerika Serikat membunuh 7.666 orang.

Data tersebut diperoleh dari lembaga riset dan advokasi Mapping Police Violence.

Angka pembunuhan oleh polisi memengaruhi warga Afrika-Amerika. Kendati hanya berkontribusi hingga 13 persen terhadap total populasi AS, warga kulit hitam 2,5 kali lebih sering dibunuh oleh polisi dibandingkan dengan warga kulit putih.

Dari peta pembunuhan warga kulit hitam, California, Texas dan Florida mencatat rekor pembunuhan warga kulit hitam oleh polisi. Populasi warga kulit hitam di California mencapai 6,17 persen dengan 186 warga yang terbunuh.

Kemudian, Texas yang memiliki 11,85 persen warga kulit hitam mencatat 157 kematian. Terakhir, Florida yang memiliki populasi warga kulit hitam sebesar 15,96 persen merekam 169 kematian.

Sementara itu, di Minnesota warga kulit hitam memiliki peluang hingga empat kali lebih besar terbunuh oleh penegakan hukum dengan 20 persen yang terbunuh meskipun hanya 5 persen dari total populasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : BBC, Aljazeera
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper