Bisnis.com, JAKARTA – Survei teranyar oleh Federal Reserve Amerika Serikat mengungkapkan dampak pandemi virus Corona (Covid-19) terhadap ekonomi AS dalam beberapa pekan terakhir.
Laporan ini didasarkan pada informasi anekdotal yang dihimpun oleh The Fed di 12 wilayahnya pada atau sebelum 18 Mei 2020.
“Aktivitas ekonomi menurun di semua distrik, bahkan turun tajam di sebagian besar distrik, yang mencerminkan gangguan terkait pandemi Covid-19,” ungkap bank sentral AS tersebut dalam survei Beige Book yang dirilis Rabu (27/5/2020) di Washington.
Survei tersebut menunjukkan jumlah pekerjaan terus menurun di seluruh distrik, termasuk penurunan tajam di sebagian besar wilayah, karena upaya jaga jarak sosial (social distancing) telah memaksa banyak perusahaan menutup bisnisnya.
“Meski banyak kontak mengutarakan harapan bahwa keseluruhan aktivitas akan meningkat ketika bisnis dibuka kembali, prospeknya tetap sangat tidak pasti dan sebagian besar kontak pesimistis tentang laju pemulihan,” demikian menurut laporan itu, seperti dilansir dari Bloomberg.
Namun, investor cenderung mengesampingkan laporan ini. Bursa saham AS justru memperpanjang rally-nya pada perdagangan Rabu (27/5/2020) setelah Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard berpendapat ekonomi mungkin telah mencapai titik terendahnya.
Baca Juga
“Saya pikir April kemungkinan besar adalah bulan terburuk karena saat itulah Anda semua melihat perintah penutupan di banyak yurisdiksi dan masyarakat tinggal di rumah dengan tingkat tertinggi,” ucap Bullard kepada wartawan sebelum rilis Beige Book.
“Bisa jadi kita telah melihat yang terburuk dari hal ini,” tambahnya, seperti dilansir melalui Bloomberg.
Langkah-langkah pembatasan yang dimaksudkan untuk memperlambat persebaran virus Corona telah mendorong lebih dari 38 juta warga Amerika kehilangan pekerjaan mereka selama dua bulan terakhir.
Ekonomi AS pun terkontraksi sebesar 4,8 persen secara tahunan pada kuartal I/2020. Para ekonom bahkan memperkirakan kontraksi yang jauh lebih besar pada kuartal kedua.
Di sisi lain, Beige Book The Fed melaporkan beragam dinamika soal upah. Sebagian perusahaan memangkas upah untuk pekerjanya, sedangkan perusahaan lain menerapkan kenaikan upah secara sementara untuk staf penting agar dapat menyaingi besaran tunjangan pengangguran.
Pada Maret, Kongres AS meloloskan undang-undang yang memungkinkan negara-negara bagian untuk memperpanjang tunjangan pengangguran serta mendanai nilai tambahan sebesar US$600 per pekan untuk tunjangan-tunjangan yang habis waktunya pada akhir Juli.
Laporan The Fed juga mencatat bahwa penurunan belanja konsumen paling parah terjadi di sektor perhotelan, serta sedikit aktivitas di bisnis perjalanan dan pariwisata.
The Fed mengatakan Paycheck Protection Program yang diluncurkan pemerintah federal telah membantu banyak bisnis untuk membatasi atau menghindari PHK, meskipun lapangan kerja terus turun tajam di sektor ritel serta rekreasi dan perhotelan.
Seperti halnya upah, harga juga menunjukkan reaksi beragam. Lesunya permintaan membebani harga jual dan beberapa distrik melaporkan penurunan harga komoditas.
Namun, gangguan rantai pasokan dan permintaan yang kuat disebut menyebabkan harga lebih tinggi untuk beberapa bahan makanan termasuk daging dan buah segar.
Indeks Harga Konsumen (consumer price index) turun 0,8 persen pada bulan April, penurunan serupa dengan yang tercatat pada Desember 2008 sekaligus penurunan terbesar sepanjang sejarah pencatatan sejak tahun 1947.