Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Sejarah Perayaan Idulfitri, Kemenangan Spiritual dan Sosial

Hari Raya Idul Fitri pertama kali dirayakan oleh umat Muslim pada tahun ke-2 Hijriah, yang sekaligus bertepatan dengan peristiwa Badar.
Hari Raya Idul Fitri pertama kali dirayakan oleh umat Muslim pada tahun ke-2 Hijriah, yang sekaligus bertepatan dengan peristiwa Badar./ilustrasi
Hari Raya Idul Fitri pertama kali dirayakan oleh umat Muslim pada tahun ke-2 Hijriah, yang sekaligus bertepatan dengan peristiwa Badar./ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan lamanya, seluruh umat Muslim di seluruh dunia tengah bersiap menyambut kemenangan dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Di Indonesia sendiri, pemerintah melalui sidang Isbatnya telah memutuskan bahwa Hari Raya Idulfitri jatuh pada hari Minggu, 24 Mei 2020. Berakhirnya bulan Ramadan sekaligus menandai dimulainya bulan Syawal dan karenanya perayaan Idul Fitri memiliki maknanya tersendiri bagi seluruh umat Muslim.

Dikutip dari Islami.com, Hari Raya Idulfitri pertama kali dirayakan oleh umat Muslim pada tahun ke-2 Hijriah, yang sekaligus bertepatan dengan peristiwa Badar, ketika kaum muslimin meraih kemenangan perang skala besar untuk pertama kalinya.

Peperangan yang terjadi pada 17 Ramadan tersebut terjadi karena aksi monopoli pasar dan blockade aktifitas dagang oleh kaum Quraisy Mekah terhadap muslim Madinah. Pasukan yang dipimpin oleh Abu Jahal tersebut membawa pasukan besar sekitar 1.000 tentara lengkap dengan peralatan perang, sedangkan Nabi dari arah Madinah hanya membawa 300 sahabat yang kemudian menuju Badar.

Meski jumlah pasukan Nabi jauh lebih kecil dibandingkan kaum kafir tersebut, atas izin Allah kaum Muslimin berhasil meraih kemenangan yang menakjubkan. Hal ini tentu saja memiliki makna yang sangat besar karena kaum muslimin yang selama ini sering menjadi sasaran cemooh berbalik mendapat kepercayaan diri dan kehormatan dari berbagai kalangan.

Pada perayaan Idul Fitri pertama ini, kaum muslimin merayakan dua kemenangan perdana yakni pencapaian ritual puasa Ramadan setelah berjuang menahan lapar, haus, dan hawa nafsu, sekaligus juga keberhasilan dalam Perang Badar. Makna kemenangannya pun memiliki dua perspektif, spiritual dan sosial.

Namun sebetulnya, jauh sebelum ajaran Islam turun, masyarakat Arab sudah memiliki dua hari raya yakni Nairuz dan Mahrajan yang berasal dari zaman Persia Kuno. Mereka merayakannya dengan menggelar pesta pora.

Seiring dengan turunnya kewajiban menunaikan Ibadah puasa Ramadan pada tahun ke-2 Hijriah, turunlah hadis Nabi. “Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper