Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa menilai perlu diadakan penyelidikan ilmiah independen terkait asal muasal pandemi virus corona (Covid-19).
Ketua Komite untuk kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell meminta China berkontribusi secara signifikan melawan pandemi virus corona. Dia pun menekankan harus ada penyelidikan ilmiah independen mengenai asal mula pandemi tersebut.
Melalui sebuah kolom di edisi surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ) pada Jumat, (15/5/2020), Borrel mengatakan China harus membantu melindungi dunia dari pandemi lebih jauh.
"Penyelidikan ilmiah independen tentang asal mula pandemi ini juga perlu," jelasnya dalam pemberitaan tersebut.
Virus corona muncul di Kota Wuhan, China tengah pada Desember lalu dan sejumlah negara termasuk Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa mengkritik penanganan mereka soal wabah tersebut. China mengaku prosedur mereka terbuka dan terang-terangan.
Borrell juga menyebutkan China harus mengemban tanggung jawabnya yang sepadan dengan bobotnya dalam menangani pandemi, penelitian vaksin dan peningkatan ekonomi global.
"Termasuk memainkan perannya dalam upaya bantuan utang besar bagi negara-negara berkembang yang sangat terpukul."
Sebelumnya, pemerintah China bakal mengiziinkan investigator independen untuk memeriksa laboratorium virologi Wuhan terkait dugaan asal Covid-19. Syaratnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) harus dilibatkan dalam investigasi tersebut.
Namun, otoritas China menyatakan bahwa akses tersebut tidak akan diberikan dalam waktu dekat. Hal tersebut mengingat kluster baru virus Corona muncul di Wuhan baru-baru ini.
Selain tidak akan memberikan akses ke laboratorium dalam waktu dekat, Pemerintah China menambahkan bahwa akses hanya akan diberikan dengan satu syarat. Syarat tersebut, jika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilibatkan dalam investigasi terkait.
"Kami sangat terbuka untuk investigasi independen, tetapi harus diorganisir oleh WHO. Sifatnya harus internasional," ujar Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming, sebagaimana dikutip dari Sky News, Jumat (15/5/2020).