Bisnis.com, JAKARTA - Konsorsium Covid-19 telah mengirimkan sembilan whole genome sequencing (WGS) dari pasien positif Covid-19 di Indonesia untuk diteliti tipe mutasi virusnya.
“Awalnya kami mengirim tiga, lima hari kemudian kami mengirim empat, dan sekarang akan ada beberapa WGS yang segera menyusul. Selain itu, Universitas Airlangga turut mengirim dua WGS,” tutur Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio melalui sambungan telepon kepada Bisnis, Kamis (14/5/2020).
Amin menuturkan hingga saat ini sudah ada sembilan WGS Covid-19 dari Indonesia yang diteliti di GISAID. Hasil penelitian, tutur Amin, tiga WGS yang dikirimkan Eijkman tidak termasuk ke dalam kelompok tipe virus yang sudah ada di dunia yakni S,G,V.
“Hanya saja, satu WGS yang dikirimkan Unair masuk ke dalam salah satu kelompok yang sudah ada yakni tipe G,” ujarnya.
Dia menerangkan penelitian tipe virus itu penting untuk mengetahui mutasi atau karakteristik dari migrasi virus yang sampai ke Indonesia. Mutasi virus tersebut dapat juga mengakibatkan struktur virus berubah mulai dari fungsi hingga produknya.
“Mutasi itu, seperti karakteristik yang lebih rentan atau mungkin resisten, yang kini masih terus dianalisa lebih lanjut,” ujar Amin.
Sebelumnya, Amin membeberkan temuan karakteristik virus Corona yang ada di Indonesia nantinya dapat digunakan untuk menguji atau memvalidasi hasil diagnostik dan pembuatan vaksin Covid-19.
“Kita bisa gunakan itu untuk menguji apakah pemeriksaan RT-PCR selama ini sesuai dengan virus yang beredar di Indonesia. Karena belum tentu cocok, begitu pula ihwal vaksin,” kata Amin, Rabu (6/5/2020).
Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman berhasil untuk pertama kalinya menyelesaikan pemetaan sekuen asam nukleat RNA penyusun genom virus SARS-CoV-2 dari Indonesia.
Hal itu dikabarkan langsung oleh lembaga penelitian biologi molekuler berstatus satuan kerja di bawah naungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemeristekdikti) tersebut melalui akun resmi Twitter-nya, @eijkman_inst, Senin (4/5/2020).