Bisnis.com, JAKARTA - Terapi plasma darah pasien sembuh Covid-19 sudah diberikan secara berkala kepada 3 orang pasien yang tengah dirawat di RSPAD Gatot Soebaroto.
“Saat ini sudah kami berikan kepada 3 pasien, dan responnya bagus semua,” kata Direktur Pembinaan Pengembangan RSPAD Gatot Soebroto Nana Sunardi melalui Buletin Video miiki TNI AD, Jakarta, yang dipublikasikan pada Selasa (12/5/2020).
Pasien pertama, Nana menuturkan, Nyonya M yang berusia 64 tahun dengan riwayat penyakit komorbid berupa diabetes melitus dan sakit jantung.
Pasien kedua, dia melanjutkan, tuan R tanpa komorbid berusia 68 tahun.
“Tuan D baru diberikan sekali terapi plasma, dan masih dalam monitor,” tuturnya.
Dua pasien yang sudah menerima tiga kali terapi plasma darah berangsur membaik. Malahan, kedua pasien yang sempat dirawat di ruang isolasi dengan tekanan negatif saat ini sudah dipindahkan ke ruang biasa.
Baca Juga
“Nyonya M kini sudah bisa lepas ventilator. Artinya semuanya dalam kondisi yang baik setelah menerima terapi plasma ini. Kami masih evaluasi juga kemajuan klinis mereka,” tuturnya.
Konsorsium Covid-19 tengah mempersiapkan uji klinis serum pasien positif Covid-19 yang sembuh untuk digunakan sebagai obat alternatif selain Avigan bagi perawatan pasien terkait dengan Covid-19.
“Kami sudah dua Minggu ini mempersiapkan untuk menggunakan serum pasien positif yang sembuh ke dalam uji klinis. Biasanya bukan mengganti obat Avigan, tetapi dipakai secara bersama-sama,” kata Ketua Konsorsium Covid-19 Ali Ghuron Mukti melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Jakarta, pada Jumat (24/4/2020).
Dia menerangkan serum pasien yang sembuh itu mengandung antibodi yang spesifik terhadap virus Corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Ihwal antibodi itu, dia menjelaskan, puncaknya terbentuk di tubuh pasien yang sembuh pada hari ke-21 sampai dengan 28.
“Biasanya puncak antibodi di tubuh pasien sembuh terbentuk di hari ke-21 sampai 28,” ujarnya.
Dia menuturkan langkah itu pertama kali dipraktikan oleh seorang profesor di John Hopkins lalu mendapatkan izin terbatas dari Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat. Lantas, dia melanjutkan, banyak rumah sakit di Amerika Serikat mulai menggunakannya.
“Di Indonesia sendiri, RSPAD Gatot Subroto sudah mulai untuk menerapkannya,” ungkapnya.