Bisnis.com, JAKARTA - Singapura melaporkan 884 kasus Covid-19 baru sehingga total kasus di negara itu menjadi 24.671 dengan angka kematian 21 orang. Sementara itu Inggris mencatat angka kematian lebih dari 38.000 orang atau masih yang tertinggi di Eropa.
Sebagian besar kasus di Singapura masih terjadi pada pemegang izin kerja yang tinggal di asrama pekerja asing, menurut Kementerian Kesehatan Singapura dalam laporan terbarunya.
Tiga kasus melibatkan warga Singapura atau penduduk tetap.
Menteri Kesehatan Gan Kim Yong mengatakan pada konferensi pers bahwa pemerintah berharap untuk melonggarkan pembatasan sosial pada 1 Juni jika kasus infeksi baru tetap rendah. Namun, lanjutnya, masyarakat tidak boleh berpuas diri.
“Ketika kami secara bertahap melakukan pelonggaran, ada risiko bahwa kasus di masyarakat dapat meningkat lagi. Ini berdasarkan pengalaman banyak negara yang telah mengalami gelombang infeksi kedua setelah melonggarkan pembatasan sosial,” ujarnya.
Singapura harus tetap "sangat berhati-hati, tetap waspada dan meminimalkan risiko kenaikan tajam dalam kasus, atau kelompok besar di masyarakat", kata Yong.
Kondisi Inggris
Angka kematian terkait Covid-19 di Inggris melebihi 38.289 orang atau yang terburuk di Eropa sehingga menimbulkan pertanyaan atas penanganan Perdana Menteri Boris Johnson terhadap krisis virus Corona.
Angka-angka yang diterbitkan Kantor Statistik Nasional untuk Inggris dan Wales membuat angka kematian resmi Inggris naik hampir 6.000 dalam waktu seminggu, menurut penghitungan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (12/5/2020).
Data itu keluar sehari setelah Johnson menetapkan rencana bertahap untuk membuat warga Inggris kembali bekerja, termasuk saran untuk memakai penutup wajah buatan sendiri. Akan tetapi, upaya untuk melonggarkan isolasi memicu kebingungan.