Bisnis.com, JAKARTA - Memiliki "musuh bersama" membuat politisi senior Malaysia Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim kembali bersatu. Pasangan putus-nyambung ini sama-sama menyerang PM Malaysia saat ini Muhyiddin Yassin.
Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim mengatakan "sudah waktunya" untuk mengembalikan mandat pemilu yang mereka menangi dua tahun lalu.
Keduanya mengeluarkan pernyataan bersama untuk pertama kalinya sejak pertengkaran internal pada Februari lalu yang menyebabkan keruntuhan koalisi mereka di saat masih berkuasa.
Kedua pemimpin - yang sekarang berada dalam barisan oposisi - mengatakan bahwa pemerintahan Malaysia ini dipimpin oleh Perdana Menteri yang tidak dipilih masyarakat dalam pemilu dan tidak memiliki mandat untuk memerintah.
Anwar Ibrahim saat berada di kantornya di Petaling Jaya, dekat Kuala Lumpur pada 2008./Reuters-Bazuki Muhammad
Pernyataan itu disampaikan Sabtu, pada ulang tahun kedua pemilihan bersejarah 2018, ketika koalisi Pakatan Harapan berhasil menggulingkan aliansi yang telah memerintah selama enam dekade.
Pemerintah Pakatan Harapan bubar pada Februari lalu, kurang dari setengah masa pemerintahan, setelah mencuat upaya perebutan pengaruh.
Mahathir pun lantas mengundurkan diri sebagai perdana menteri. Selama berhari-hari, partai-partai politik dan anggota parlemen mengubah aliansi, mereka terpecah antara kubu yang mendukung Mahathir yang berusia 94 tahun atau Anwar, 72.
Akhirnya, Muhyiddin, yang semula berada di kubu Mahathir, menjadi penantang ketika partai-partai dari pemerintahan sebelumnya setuju untuk mendukungnya. Mahathir menolak beberapa dukungan oposisi karena dia mengatakan itu berarti bekerja dengan individu-individu yang "korup".
Raja mengukuhkan Muhyiddin sebagai pemimpin negara setelah memutuskan ia mendapat dukungan mayoritas di antara anggota parlemen.
"Kami tidak mengakui pemerintahan saat ini," kata Mahathir dan Anwar. "Kami tidak mau menggadaikan moral dan etika kami untuk mendukung pemerintah ini."
Mahathir Mohamad (kedua kiri) saat masih menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia dan Deputi PM Malaysia saat itu Wan Azizah Wan Ismail (kanan) melambaikan tangan di sela-sela perayaan 1 tahun pemerintahan koalisi Pakatan Harapan di Putrajaya, Malaysia, Kamis (9/5/2019)./Bloomberg-Samsul Said
Pernyataan Sabtu itu terjadi sehari setelah juru bicara parlemen menerima permintaan Mahathir untuk memulai mosi tidak percaya terhadap Muhyiddin. Parlemen dijadwalkan bersidang pada 18 Mei mendatang.
"Kami sudah tua, waktu kami pendek," kata kedua politisi senior itu. “Tetapi semangat perjuangan kami masih berada di dalam jiwa setiap anak muda yang memimpikan reformasi. Sudah waktunya bagi kita untuk bangkit kembali dan berusaha mengembalikan mandat rakyat kepada pihak yang berhak," ujar keduanya.