Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah India memang telah melakukan pelonggaran lockdown dan sejumlah perusahaan sudah boleh beroperasi secara terbatas sejak Senin (4/5/2020). Meski demikian, dalam perkembangannya kini justru keselamatan buruh terancam.
Menurut laporan Bloomberg, Jumat (8/5/2020) kini justru banyak perusahaan di India yang menerapkan jam kerja maksimal. Di bagian barat Negara Bagian Gujarat misalnya, sejumlah perusahaan kedapatan menerapkan jam kerja sampai 12 jam per hari.
Kebijakan serupa diprediksi bakal dikeluarkan pemerintahan Negara Bagian Madhya Pradesh dan Rajasthan.
Di Negara Bagian lain, Utar Pradesh, bahkan hanya ada tiga perusahaan yang beroperasi terbatas. Terhadap sisanya, pemerintah setempat sudah membolehkan seluruhnya beroperasi dengan jam penuh.
"Gagasannya adalah supaya dalam kondisi saat ini kami menempatkan pekerja kembali beraktivitas, tapi fleksibilitas tetap kami terapkan untuk sejumlah bisnis dan industri," ujar Sekretaris Pemerintahan Utar Pradesh, RK Tiwari seperti dilansir Bloomberg.
Hingga artikel ini rilis, pemerintah India belum menanggapi sorotan sejumlah media setempat soal jam kerja berisiko buruh.
Baca Juga
Namun, analis Eurasia Group Akhil Bery berharap ada tindakan tegas terhadap praktik saat ini. Aktivitas maksimal, di satu sisi menguntungkan perekonomian. Namun tindakan tersebut tetap saja dinilai berisiko.
"Beberapa negara bagian mulai mengubah aturan pembatasan mereka bahkan, demi memungkinkan buruh bekerja maksimal," kata Berry kepada Bloomberg.
Sedangkan Peter Mumford, analis lain, mengaku tidak terkejut dengan praktik semacam ini.
"Aku rasa momen ini akan dimanfaatkan pemerintahan Modi untuk mereformasi cara kerja buruh secara nasional, meskipun sebenarnya ada beberapa sikap yang tidak terkait keperluan transisi pasca-lockdown," tandasnya.