Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Beberkan Rencana Tiga Fase Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19

Australia mengumumkan rencana untuk membuka kembali aktivitas perekonomian yang didorong keberhasilannya dalam meratakan kurva infeksi virus corona baru penyebab Covid-19.
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne

Bisnis.com, JAKARTA – Australia mengumumkan rencana untuk membuka kembali aktivitas perekonomian yang didorong keberhasilannya dalam meratakan kurva infeksi virus corona baru penyebab Covid-19.

Kepada awak media di Canberra pada Jumat (8/5/2020), Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan rencana tersebut terdiri dari tiga fase dan akan terwujud pada Juli.

Di antara tujuan dari rencana tersebut adalah memulihkan sekitar 850.000 pekerjaan yang telah hilang selama krisis berlangsung.

Pada fase pertama, pertemuan atau perkumpulan apapun dapat dihadiri sebanyak 10 orang. Toko, kafe kecil dan restoran dapat dibuka kembali, juga akan ada lebih banyak perjalanan lokal dan regional yang diperbolehkan.

Pada fase berikutnya, setiap pertemuan dapat dihadiri 20 orang, kemudian bioskop dan galeri juga akan dibuka kembali secara bertahap.

Pada fase terakhir, setiap perkumpulan dapat dihadiri 100 orang dan pada saat itu sebagian besar warga akan kembali bekerja di kantor-kantor ketimbang bekerja dari rumah.

“Adalah tujuan kita untuk melalui semua langkah ini demi mencapai ekonomi yang aman Covid pada bulan Juli,” ungkap Morrison, dilansir dari Bloomberg.

“Dalam rencana ini, kita berjalan dahulu sebelum berlari. Kami tahu kami harus berhati-hati untuk mempertahankan apa yang kita capai, jika kita ingin merebut kembali tanah kita yang hilang, kita tidak boleh terlalu takut,” paparnya.

Pembatasan yang diberlakukan enam pekan lalu telah memukul ekonomi Negei Kanguru. Bank sentral Australia memperkirakan tingkat pengangguran akan berlipat ganda menjadi 10 persen pada kuartal ini, sementara produk domestik bruto (PDB) akan mengalami kontraksi 6 persen tahun ini.

Data yang dirilis pada Jumat menunjukkan bank-bank telah menunda setidaknya A$200 miliar (US$130 miliar) dalam pembayaran pinjaman selama krisis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper