Minggu 12 April 2020. Itu adalah kali terakhir Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tampak di hadapan publik--tepatnya di media pemerintah. Sejak saat itu, batang hidung Kim tak tampak lagi.
Berbagai spekulasi pun merebak. Ada yang mengatakan bahwa Kim terkena sakit parah. Ada pula yang mengatakan bahwa "pemimpin tertinggi" Korut itu tinggal di resor laut Wonsan untuk melindungi dirinya dari kemungkinan terpapar virus Corona (Covid-19).
Yang pasti, menurut sang tetangga, Korea Selatan, Kim dalam kondisi baik-baik saja. Namun, hal itu juga tak pasti, mengingat Korut telah menutup negara sejak Januari demi menghindar virus Corona.
Amerika Serikat pun tak mengetahui kondisi pasti Kim. Padahal, sejak dipimpin Donald Trump kedua pemimpin negara itu sudah tiga bertemu sejak 2018. Toh nyatanya, hubungan mesra itu tak membuat Paman Sam mengetahui "sahabat barunya" itu.
"Kami belum melihatnya [Kim]. Kami tidak memiliki informasi untuk dilaporkan hari ini, tapi kami memperhatikannya dengan seksama," ucap Mike Pompey, Menteri Luar Negeri AS kepada Fox News, seperti yang dikutip dari BBC.
Bagi AS, langkah memperhatikan dengan seksama ini memang penting. Hal ini terkait dengan program denuklirisasi Korut.
Baca Juga
"Kami memperhatikan setiap hal itu dengan cermat, karena mereka memiliki dampak nyata pada set misi kami, yang pada akhirnya akan membuat nuklir Korea Utara," ucap Pompey.
Selain itu, menurut Pompey, AS juga memiliki kepedulian terhadap Korut. Paman Sam tak ingin negara itu mengalami kelaparan hebat seperti dekade 1990-an yang menewaskan ratusan ribu warga di sana.
"Ada risiko nyata bahwa akan ada kelaparan, kekurangan makanan, di dalam Korea Utara," tambahnya.
Kim Jong-un baru-baru ini gagal tampil untuk merayakan ulang tahun kakeknya pada 15 April. Ini adalah salah satu acara terbesar negara untuk menandai kelahiran pendiri negara. Dan Kim sendiri tidak pernah melewatkan acara ini.