Bisnis.com, JAKARTA - Salah seorang relawan medis bertutur tentang tekadnya mendaftarkan diri untuk merawat pasien Covid-19. Baginya, menjadi relawan di tengah pandemi global adalah pengalaman yang tidak mungkin terulang lagi sepanjang hidupnya.
Steven Stallone August hijrah di awal April ke Jakarta. Sebelumnya, pemuda lulusan keperawatan ini bekerja di salah satu fasilitas kesehatan di Surabaya. Lamarannya untuk menjadi relawan disetujui, per 4 April dia ditugaskan untuk membantu tenaga medis di ruangan HCU/ICU RSD Wisma Atlet.
“Waktu itu sempat takut untuk mendaftar karena katanya berbahaya,” kata dia saat bercerita tentang pengalamannya di RSD Wisma Atlet secara virtual, Jakarta, pada Rabu (29/4/2020).
Dia mengaku mendapat link pendaftaran dari seorang teman yang lebih dahulu bertugas sebagai relawan di Laboratoirum RSD Wisma Atlet.
“Pada dasarnya sih, insting saya sebagai perawat mengatakan menangani wabah yang berskala internasional secara langsung tidak akan terulang lagi, saya juga ingin membuktikan kepada keluarga dan saudara-saudara di kampung bahwa saya bisa,” tuturnya.
Melalui tautan pendaftaran seorang teman, dia sempat ikut gelombang pendaftaran relawan yang kelima. Hanya saja, dia mengatakan, ketika itu ada halangan.
Baca Juga
“Saya menunda keberangkatan, dan masuk ke gelombang enam, kemudian masuk lagi ke gelombang 7,”tuturnya.
Seleksi adminitrasi pun dilalui. Menurutnya, ada sejumlah berkas yang mesti disiapkan jika hendak mengajukan lamaran sebagai relawan. Yakni, Surat Tanda Registrasi (STR) dan surat izin keluarga. Untuk berkas terakhit — surat izin keluarga — dia membeberkan waktu itu belum terpenuhi.
“Orangtua saya jauh, saya bertanya langsung pada bagian administrasi, mereka ternyata tidak keberatan, akhirnya saya berangkat ke Jakarta dari Surabaya tanggal 4,” ujarnya.
Sesampai di RSD Wisma Atlet, dia menuturkan, para relawan mesti mengikuti sejumlah tahap pemeriksaan kesehatan seperti rapid test, foto rontgen dan tes kesehatan di Prodia.
“Saya bertugas di bagian HCU/ICU, satu unit untuk tempat pasien-pasien yang kritis,” kata Steven.
Dia menerangkan sejumlah kegiatan monitor kesehatan pasien dilakukan oleh para relawan medis dengan latar keperawatan.
Ihwal fasilitas yang diterima relawan, dia mengaku sudah cukup baik sekalipun ada beberapa hal yang tidak berkenan di hati. Kendati demikian, dia memaklumi karena situasi darurat nasional.
“Per dua orang dapat satu kamar yang lumayan besar. Bagi kami yang dari pelosok ini sudah sangat bagus. Ada fasilitas lain juga seperti karaoker, tenis meja, badminton dan bisa muter-muter pakai skuter yang disediakan Grab,” ujarnya.
Di akhir masa tugasnya, dia mengatakan, ingin mengajukan perpanjangan waktu. Pasalnya, tanggal lima Mei nanti para relawan di RSD Wisma Atlet menjalani masa karantina.
“Tetapi saya ingin memperpanjang tugas selama satu bulan lagi,” tambah Steven.