Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah kabar baik melawan kasus Covid-19 sepanjang Selasa (27/4/2020), terjadi di berbagai negara.
Kabar baik itu menjadi energi positif bagi 210 negara di muka Bumi ini yang terdampak virus corona SARS-CoV-2.
Upaya negara-negara melawan virus corona yang berawal dari Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Desember 2019, mulai membuahkan hasil.
Per hari ini, Selasa (28/4/2020), kasus Covid-19 yang dikonfirmasi secara global melampaui angka tiga juta setelah Amerika Serikat (AS) mendekati angka satu juta kasus.
Tiga juta infeksi yang dikonfirmasi dalam waktu kurang dari empat bulan itu setara dengan 3-5 juta kasus penyakit parah yang disebabkan oleh influenza musiman di seluruh dunia setiap tahun, menurut WHO.
Rata-rata 82.000 kasus Covid-19 dilaporkan per hari dalam seminggu terakhir seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (28/4/2020). Lebih dari seperempat dari semua kasus ada di Amerika Serikat, dan lebih dari 43 persen tercatat di Eropa.
Sedangkan angka kematian akibat virus ini mencapai lebih dari 205.000 dan hampir satu dari tujuh kasus yang dilaporkan dari penyakit ini berakibat fatal.
Di tengah pandemic Covid-19, berikut kabar baik yang bisa Anda simak:
1. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kembali beraktivitas
Dari dalam negeri, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sembuh dari Covid-19 dan kembali mengikuti sidang kabinet.
Budi absen lebih dari sebulan lantaran harus menjalani perawatan intensif setelah dinyatakan positif Covid-19 pada 14 Maret 2020.
Menteri Sosial Juliari Batubara menceritakan aktivitas mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) seusai sembuh atau dinyatakan negatif Covid-19.
Hal itu merupakan pertama kalinya Budi kembali mengikuti rapat kabinet. Setelah dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, kondisi Budi berangsur membaik.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan keterangan terkait penurunan harga tiket pesawat, di Jakarta, Kamis (20/6/2019). - Bisnis/Abdullah Azzam
2. Kasus Covid-19 di Wuhan Nol
Kabar gembira juga dating dari Wuhan yang merupakan asal wabah Covid-19 hingga menyebar ke ratusan negara.
Otoritas kesehatan China mengumumkan bahwa tidak ada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Wuhan.
Hal ini dikatakan juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China Mi Feng dalam konferensi pers di Beijing pada Minggu (26/4/2020).
Pada 26 April, jumlah pasien virus corona baru di Wuhan nol.
Wuhan melaporkan kasus Covid-19 sebanyak 46.452 atau sebanyak 56 persen dari total kasus. Wuhan telah di-lockdown sejak Januari. Berbagai fasilitas publik dan jalan-jalan ditutup hingga 2 bulan lamanya.
Seorang laki-laki bernama Ding yang telah terbukti negatif Covid-19 setelah diuji dua kali di Provinsi Hubei. Dia adalah pasien terakhir.
Dia tidak lagi menunjukkan gejala klinis dan diperbolehkan pulang. Hal ini merupakan tonggak sejarah bagi Wuhan. Ini terjadi lima hari setelah kasusnya turun menjadi dua digit dan kurang dari 70 hari setelah kasus rawat inap memuncak pada 38.020.
3. New York siap buka kegiatan bisnis
Gubernur New York, Andrew Cuomo mengatakan siap membuka kembali kegiatan bisnis secara bertahap mulai 15 Mei setelah angka kematian harian akibat wabah Covid-19 turun menjadi 367 kemarin.
Dua sektor yang diprioritaskan untuk dibuka adalah manufaktur dan infrastruktur.
Pada 9 April angka kematian harian di wilayah itu mencaat rekor 799 dari total kematian 16.966 orang. Artinya, angka kematian 367 itu tercatat yang terendah selama hampir sebulan seperti dikutip Bloomberg.com.
"Tidak ada keraguan bahwa, pada titik ini, kami telah melalui yang terburuk," katanya.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, Senin (27/4/2020), tampil untuk pertama kali di depan umum dalam waktu hampir sebulan dirawat di rumah sakit dan beberapa hari dirawat intensif akibat terkena wabah Covid-19./Istimewa
4. Boris Johnson kembali beraktivitas
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, Senin (27/4/2020), tampil untuk pertama kali di depan umum dalam waktu hampir sebulan dirawat di rumah sakit dan beberapa hari dirawat intensif akibat terkena wabah Covid-19.
Dalam sebuah pernyataan di luar kantor Downing Street, dia mengatakan Inggris "mulai membalikkan keadaan" dalam menangani Covid-19.
Akan tetapi, dia tidak mengindikasikan akan ada pencabutan pembatasan kuncian (lockdown).
Johnson mengatakan pemerintahnya akan menguraikan rencana pelonggaran lockdown dalam beberapa hari mendatang, tetapi memperingatkan bahwa akan ada penilaian yang sulit.
Dia menambahkan bahwa pihaknya akan mengandalkan ilmu pengetahuan untuk mengambil keputusan.
Penumpang kereta menggunakan masker saat menunggu kereta di peron kereta bawah tanah Metro Milan di Milan, Italia, Kamis (12/3/2020). Italia menghentikan kehidupan normal dan hanya memberikan akses terhadap layanan-layanan penting untuk membendung penyebaran virus corona yang mematikan. Bloomberg - Alberto Bernasconi
5. Italia perlonggar lockdown
Italia akan menerapkan kebijakan mengendurkan kebijakan lockdown.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan, langkah-langkah itu akan mulai diberlakukan pada 4 Mei, dengan orang-orang diizinkan mengunjungi kerabat mereka dalam jumlah kecil.
Selain itu, taman, pabrik, dan lokasi pembangunan akan dibuka kembali. Meski demikian sekolah tidak akan memulai kembali kelas hingga September.
Itu terjadi ketika negara itu mencatat jumlah kematian harian terendah dalam beberapa minggu. Ada 260 kematian terkait Covid-19 pada hari Minggu (26/4/2020), angka harian terendah sejak 14 Maret. Total warga yang meninggal kini ada di angka 26.644, tol resmi tertinggi di Eropa.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern/Reuters - Yiming Woo
6. Selandia Baru sukses menekan laju Covid-19
Selandia Baru berhasil menekan laju Covid-19. Sepanjang minggu lalu, tercatat hanya satu warga Selandia Baru yang dinyatakan positif terpapar virus Corona.
Sejauh ini, Selandia Baru melaporkan kurang dari 1.500 orang yang terpapar virus Corona dan "hanya" 19 saja yang meninggal. Jika dihitung per kapita, terhitung paling kecil--kecuali Vietnam yang nol kasus kematian virus tersebut.
Perdana Menteri Jacinda Ardern memberlakukan kebijakan ketat untuk menekan laju virus corona, dan masyarakatnya patuh.
Saat virus corona masuk ke Selandia Baru, Ardern segera mengambil tindakan drastis. Negara itu ditutup selama 14 hari. Apabila ada orang luar Selandia Baru masuk ke negara tersebut, wajib isolasi 14 hari.