Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Perdagangan AS Melebar Jadi US$64,2 Miliar pada Maret

Defisit perdagangan Amerika Serikat melebar pada Maret 2020 di tengah dampak pandemi virus corona (Covid-19) terhadap ekonomi di seluruh dunia.
Warga berjalan di sekitar Times Square di New York, Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020), saat beberapa layar bercahaya biru sebagai bagian dari inisiatif Light It Blue untuk menghormati tenaga kesehatan yang tengah menanggulangi virus corona jenis Covid-19./Antara/Reuters
Warga berjalan di sekitar Times Square di New York, Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020), saat beberapa layar bercahaya biru sebagai bagian dari inisiatif Light It Blue untuk menghormati tenaga kesehatan yang tengah menanggulangi virus corona jenis Covid-19./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Defisit perdagangan Amerika Serikat melebar pada Maret 2020 di tengah dampak pandemi virus corona jenis Covid-19 terhadap ekonomi di seluruh dunia.

Menurut data Departemen Perdagangan AS yang dirilis pada Selasa (28/4/2020), defisit perdagangan AS melebar menjadi US$64,2 miliar pada Maret.

Tak hanya lebih besar dari defisit pada Februari 2020 yang US$59,9 miliar, capaian pada Maret juga melampaui proyeksi median dalam survei Bloomberg untuk defisit sebesar US$55 miliar.

Seperti dilansir melalui Bloomberg, ekspor dan impor barang-barang AS pada Maret merosot ke level terendah dalam hampir 3 tahun karena pandemi virus corona melumpuhkan aktivitas perekonomian banyak negara di penjuru dunia.

Ekspor pada Maret turun 6,7 persen dari bulan sebelumnya, penurunan paling tajam sejak 2008, dipimpin oleh penurunan pengiriman mobil dan pasokan industri seperti minyak. Sementara itu, impor melandai 2,4 persen.

Laporan tersebut juga menunjukkan persediaan ritel naik 0,9 persen dari bulan sebelumnya. Kondisi ini mencerminkan kendaraan bermotor dan suku cadang yang tidak terjual.

Di sisi lain, persediaan wholesale turun 1 persen karena penurunan barang-barang tak tahan lama, saat banyak konsumen kemungkinan telah menumpuk makanan dan bahan makanan lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper