Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Batalkan Pesanan Setengah Juta Tes Cepat Corona China Akibat Akurasi Rendah

Selain itu, pemerintah juga menarik alat tes cepat di sejumlah negara bagian. Ditengarai, akurasi alat tes itu hanya 5 persen.
Petugas menyemprotkan disinfektan di dekat monumen India Gate di New Delhi, 22 Maret 2020./Prashanth Vishwanathan/Bloomberg
Petugas menyemprotkan disinfektan di dekat monumen India Gate di New Delhi, 22 Maret 2020./Prashanth Vishwanathan/Bloomberg

Sebuah langkah ekstrem diambil pemerintah India. Mereka membatalkan pesanan sekitar setengah juta alat tes cepat pendeteksi virus Corona (Covid-19) yang berasal dari China.

Alasannya, alat tes tersebut tak akurat dalam mendeteksi antibodi dalam darah orang yang telah terinfeksi. Oleh sebab itu, selain membatalkan pesanan, India juga menarik alat tes di beberapa negara bagian India. 

Karuan, langkah pemerintah India itu dibantah oleh pihak China. 

"Kualitas produk medis yang diekspor dari China merupakan hasil prioritas. Tidak adil dan tak bertanggung jawab bagi individu tertentu menyebut produk China 'salah' dan melihat masalah dengan prasangka," kata juru bicara kedutaan besar China untuk India, Ji Rong, dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa (28/4/2020) sebagaimana yang dikutip dari BBC.

Langkah India mengimpor alat tes cepat virus Corona ini sendiri sebenarnya merupakan desakan dari sejumlah negara bagian. Mereka khawatir persebaran virus berlangsung cepat, sedangkan mekanisme antisipasi dirasa minim.

Oleh karena itu, mereka meminta Dewan Penelitian Medis India (ICMR) untuk menyediakan perlengkapan tes cepat. Lalu, China lah yang dipilih.

Segera setelah itu, sejumlah negara bagian mulai mengeluh bahwa alat tes cepat memiliki tingkat akurasi yang rendah, hanya 5 persen. Mereka juga menambahkan bahwa penggunaan tes cepat pada pasien yang sudah mereka ketahui positif, tetapi tes menunjukkan hasil "negatif" untuk antibodi.

Kit tes kemudian juga gagal dalam pemeriksaan kualitas oleh ICMR.

Kondisi makin diperparah ketika pada Senin (27/4/2020), masalah ini semakin rumit setelah pengadilan tinggi Delhi membatasi harga tes dan menyarankan bahwa pemerintah telah membayar lebih untuk mengimpor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andya Dhyaksa
Editor : Andya Dhyaksa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper