Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gedung Putih Siap-Siap Transisi Presiden Baru

Gedung Putih menginstruksikan badan-badan federal untuk memulai persiapan jika Donald Trump kalah dalam kancah pemilihan presiden Amerika Serikat pada November.
Wakil Presiden AS Mike Pence melihat Presiden AS Donald Trump berbicara sebelum upacara penandatanganan S.2155 - Pertumbuhan Ekonomi, Bantuan Peraturan, dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen di Ruang Roosevelt di Gedung Putih di Washington, 24 Mei 2018./Reuters
Wakil Presiden AS Mike Pence melihat Presiden AS Donald Trump berbicara sebelum upacara penandatanganan S.2155 - Pertumbuhan Ekonomi, Bantuan Peraturan, dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen di Ruang Roosevelt di Gedung Putih di Washington, 24 Mei 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Gedung Putih menginstruksikan badan-badan federal untuk memulai persiapan jika Donald Trump kalah dalam kancah pemilihan presiden Amerika Serikat pada November mendatang dan seorang presiden baru menjabat.

Russell Vought, penjabat direktur Kantor Manajemen dan Anggaran di Gedung Putih, merilis sebuah memorandum yang memerintahkan puluhan lembaga untuk menunjuk seorang direktur transisi pada Jumat (1/5/2020), sesuai dengan Undang-Undang Transisi Presidensial.

“Undang-undang tersebut membantu mempersiapkan kemungkinan pelantikan presiden baru, juga membantu mempersiapkan transisi kepemimpinan yang terjadi antara masa pemerintahan pertama dan kedua,” tulis Vought pada Senin (27/4/2020).

“Direktur masing-masing agensi akan membentuk Dewan Direktur Transisi Agensi, yang akan bertemu pada 27 Mei,” lanjut Vought, seperti dilansir melalui Bloomberg.

Tanggung jawab dewan ini di antaranya menciptakan strategi untuk mengatasi 'tantangan dan tanggung jawab antarlembaga' selama masa transisi, serta mengoordinasikan kegiatan transisi apa pun dan mempersiapkan staf karier untuk mengisi peran tertentu selama masa transisi.

Sementara itu, kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mengutarakan keyakinannya bahwa Trump mungkin berupaya memanfaatkan pandemi virus corona (Covid-19) untuk menunda pilpres yang dijadwalkan berlangsung pada 3 November 2020.

“Saya pikir dia akan mencoba untuk memperlambat pemilihan itu entah bagaimana, kemudian muncul dengan beberapa alasan mengapa tidak bisa diadakan,” ujar Biden dalam suatu kesempatan pekan lalu.

Dugaannya ini mengacu pada ancaman Trump untuk memblokir pendanaan ke Kantor Pos, yang akan menangani surat suara jika pemilihan dilakukan dengan cara ini demi menjaga jarak sosial (social distancing).

Trump jelas menyanggah prasangka Biden.

"Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk mengubah tanggal pemilihan. Tidak, beri tahu dia [Biden] bahwa saya sama sekali tidak memikirkannya,” tegas Trump dalam konferensi pers pada Senin (27/4/2020).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper