Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan meningkatkan pembelian obligasi darurat dalam beberapa bulan mendatang untuk meningkatkan dukungan bagi perekonomian yang diproyeksi, oleh Presiden ECB Christine Lagarde, dapat menyusut 15 persen.
Survei Bloomberg terhadap sejumlah ekonom, menunjukkan satu dari empat koresponden memperkirakan ECB dapat meningkatkan kapasitas pembeliannya untuk isu pandemi paling cepat Kamis pekan depan bertepatan dengan rapat Dewan Gubernur ECB.
Namun, waktu pelaksanaan dan ukuran penambahan kapasitas pembelian obligasi akan dipengaruhi oleh kemampuan pemerintah terkait besaran anggaran darurat yang akan digelontorkan.
"ECB entah bagaimana harus menjaga agar bendera Uni Eropa tetap berkibar. Ini adalah pesan agar masyarakat tidak panik, di tengah situasi ketika mereka benar-benar panik," kata penasihat ekonomi di Global Alliance Partners, Alastair Winter, seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (24/4/2020).
Para pemimpin Eropa telah menandatangani rencana penyelamatan ekonomi sebesar 540 miliar euro atau senilai US$580 dari dampak langsung virus Corona, sementara itu program pembangunan kembali jangka panjang tidak disetujui.
Ekonom memperkirakan rencana darurat 750 miliar euro yang disiapkan ECB akan meningkat 500 miliar euro lagi, sehingga total pembelian tahun ini dari semua program di atas mencapai 1,5 triliun euro.
Baca Juga
Kesuraman prospek ekonomi juga menjadi semakin dalam ketika indeks kepercayaan bisnis di Jerman, ekonomi terbesar di blok itu, merosot ke rekor terendah dan ukuran ekspektasi untuk bulan-bulan mendatang ikut memburuk.
Ekspektasi untuk lebih banyak stimulus moneter menggarisbawahi peran penting ECB dalam upaya untuk menahan krisis ekonomi terburuk di benua itu sejak sebelum Perang Dunia II.
Pemerintah zona euro terkesan lambat dan enggan menyetujui tanggapan bersama, dengan negara-negara termasuk Jerman dan Belanda berseteru terkait pembagian beban utang di selatan Eropa yang secara ekonomi lebih lemah.