Bisnis.com, JAKARTA - Indeks kepercayaan bisnis di Jerman mengalami kemerosotan berkelanjutan pada April, dengan sebagian besar ekonomi dunia mengalami pembataasan dan perusahaan memperkirakan permintaan tetap akan lemah untuk waktu yang lebih lama.
Data Indeks Ifo Institute menunjukan indeks kepercayaan bisnis di negar tersebut turun menjadi 74,3 atau lebih tinggi dari yang diperkirakan para ekonom dan dari rekor terendah.
Prospek pelonggaran lockdown secara bertahap diyakini dapat mencegah penurunan yang lebih curam.
Namun, daya beli yang melemah dari jutaan pekerja yang dirumahkan serta status pandemi di beberapa negara destinasi perdagangan Jerman akan membebani bisnis untuk beberapa waktu mendatang.
“Sentimen di perusahaan-perusahaan Jerman saat ini adalah bencana besar. Perusahaan tidak pernah begitu pesimis tentang masa depan. Krisis virus corona menyerang ekonomi Jerman dengan penuh amarah," kata Presiden Ifo Clemens Fuest, seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (24/4).
Pemerintah dari seluruh Eropa berusaha untuk melunakkan pukulan ekonomi dari virus dengan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga
Uni Eropa pada Kamis (23/4/2020), telah menandatangani anggaran 540 miliar euro atau senilai US$580 miliar untuk mengatasi dampak langsung dari pandemi.
Jerman sendiri telah menjanjikan jaminan tanpa batas terkait pinjaman untuk bisnis kecil, serta sekitar 1 triliun euro dalam dana untuk membantu perusahaan yang lebih besar.
Namun, rilis Ifo hari ini menunjukkan salah satu dari beberapa indikator yang menunjukkan resesi tajam, dengan indikator terpisah menunjukkan penurunan besar dalam aktivitas sektor swasta di seluruh Jerman, Prancis dan 19 negara kawasan euro. Kepercayaan konsumen Jerman juga berada pada rekor terendah.
Survei Ifo, yang mencakup 9.000 perusahaan dari industri termasuk manufaktur, jasa, dan konstruksi, menunjukkan bahwa risiko terburuk masih ada.