Komunitas medis di Amerika Serikat mengecam pernyataan Presiden Donald Trump mengenai bagaimana mengobati virus Corona (Covid-19) melalui cara-cara ngaco. Ya, baru-baru ini, Trump memang mengusulkan sejumlah cara untuk mengatasi wabah ini dalam sebuah briefing dengan sejumlah wartawan.
Pertama, Trump mengusulkan iradiasi tubuh pasien positif dengan sinar UV. Menurut Trump, ide ini memungkinkan untuk dilakukan, sebelum usulan ini dihentikan oleh seorang dokter pada briefing itu.
Kedua, cara yang dilontarkan Trump lebih ngaco lagi. Yakni menyuntikkan disinfektan ke dalam tubuh manusia. Disinfektan adalah zat berbahaya dan beracun bila tertelan. Bahkan, jika cairan itu tertetes di bagian luar tubuh, seperti kulit, mata atau saluran pernafasan, bisa sangat berbehaya.
"Saya melihat desinfektan dapat merobohkan (virus Corona) dalam satu menit. Bayangkan, dalam satu menit. Dan apakah ada cara kita bisa melakukan sesuatu seperti itu, dengan menyuntikkan ke dalam [tubuh]. Jadi, akan menarik untuk memeriksanya," ucap Trump seperti dilansir dari BBC.
Karuan, ide-ide Trump tersebut ditolak oleh kalangan medis Paman Sam. Bahkan, mereka berpendapat ide tersebut bisa berakibat fatal. Ahli paru Dr Vin Gupta misalnya, menyindir pernyataan Trump dengan kasar.
Menurut Gupta, memasukkan disinfektan ke dalam tubuh adalah hal yang umum, jika ingin bunuh diri. "Gagasan menyuntikkan atau menelan segala jenis produk pembersih ke dalam tubuh adalah tidak bertanggung jawab dan berbahaya. Itu adalah metode umum yang digunakan orang ketika mereka ingin bunuh diri," ucap Gupta kepada NBC.
Baca Juga
John Balmes, seorang ahli paru di Rumah Sakit Umum Zuckerberg San Francisco, memperingatkan bahkan menghirup asap dari pemutih saja dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah. Terlebih disinfektan.
Dia mengatakan itu kepada Bloomberg News. "Itu [ide Trump] adalah konsep yang benar-benar konyol," katanya.
Di Amerika sendiri, berdasarkan data dari John Hopkins University, sudah hampir 870.000 ribu orang dinyatakan positif Corona. Dan, jumlah korban yang meninggal mencapai 49.963.