Bisnis.com, JAKARTA - Ini adalah hari-hari biasa di pertengahan Maret 2020 bagi Michael Lane Brandin. Pria asal Tyler County, Texas, Amerika Serikat itu tengah mengisi hari-harinya dengan kebosanan soal kapan virus Corona (Covid-19) akan berakhir.
Untuk mengisi hari-hari yang penuh dengan kejenuhan itu, dia pun iseng. Yakni, menuliskan sebuah kabar bohong di media sosial Facebook miliknya.
Isinya, kira-kira berbunyi, "Saya telah dites, dan positif terkena virus Corona. Selain itu, dokter memberitahu bahwa virus sekarang [hidup] di udara. Jadi, lebih mudah untuk tertular dari pada hanya karena berada terlalu dekat dengan orang yang terinfeksi atau bersin."
Ia pun menambahkan, "Anda tidak selalu bisa selalu percaya semua yang Anda baca di [media] online," tulisnya, seperti yang dikutip dari BBC, Jumat (24/4/2020).
Sontak hal itu menjadi heboh di Tyler County. Teman-temannya menanyakan soal kebenaran hal itu. Pun dengan keluarga dan masyarakat sekitar. Pada saat itu, ia pun tak menyangka reaksi begitu dahsyat harus diterima.
Dan Brandin pun mengaku bahwa apa yang telah ditulisnya itu adalah bohong semata. Pengakuan tersebut justru membuat mereka teman-temannya marah. Pasalnya, tulisannya itu sudah menimbulkan kepanikan.
Baca Juga
Bahkan, beberapa orang menelpon rumah sakit untuk menanyakan ucapan Brandin soal virus Corona hidup di udara.
Akibat membuat kepanikan, Brandin, yang baru berusia 23 tahun, dipanggil ke kantor polisi. Setelah diperiksa, ia pun ditahan. Micahel dituduh membuat informasi tak berdasar.
"Mereka mengatakan saya harus menginap di penjara karena menunggu hakim datang pada hari berikutnya. Kecemasan saya berada pada titik tertinggi sepanjang masa," kata Brandin.
Setelah satu malam di sel, dia dibebaskan dengan syarat membayar jaminan US$1.000 dan sekarang sedang menunggu persidangannya dimulai.
"Saya memiliki gelar sarjana sains dalam komunikasi massa," katanya. "Saya melakukannya untuk membuktikan betapa mudahnya bagi siapa pun untuk memposting sesuatu secara online dan menyebabkan kepanikan."
Dia berkilah, keisengannya itu untuk membuktikan bahwa tiap orang harus mendapat info yang benar. "Tetapi karena posting Facebook saya kehilangan pekerjaan, manfaat kesehatan saya. Saya tidak bisa memulai program master tepat waktu karena tidak punya uang," ucapnya.