Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR AS Selangkah Lagi Sahkan Stimulus Lanjutan US$500 Miliar

Ada kesepakatan umum di Kongres dan di Gedung Putih bahwa paket penyelamatan ekonomi komprehensif fase empat akan dibutuhkan, mengikuti paket US$2 triliun yang disetujui akhir bulan lalu.
Nancy Pelosi./ Reuters
Nancy Pelosi./ Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Senat AS menggelar pemungutan suara potensial hari ini untuk menyepakati paket stimulus darurat berikutnya sebanyak US$500 miliar.

Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan negosiasi terkait dengan paket stimulus sudah memasuki tahap akhir.

"Saya percaya, kami telah sepakat dengan prinsip-prinsip undang-undang, yang merupakan hal yang baik," kata Pelosi dilansir Bloomberg, Selasa (21/4/2020).

Undang-undang yang diusulkan minggu ini dianggap sebagai langkah sementara dalam upaya menopang ekonomi AS yang terhenti oleh karantina nasional yang disebabkan oleh penyebaran virus Corona. Ada kesepakatan umum di Kongres dan di Gedung Putih bahwa paket penyelamatan ekonomi komprehensif fase empat akan dibutuhkan, mengikuti paket US$2 triliun yang disetujui akhir bulan lalu.

Undang-undang itu diketahui juga akan menambah dana pada Program Perlindungan Gaji untuk usaha kecil. Anggaran juga ditujukan untuk pos pengujian virus Corona serta rumah sakit yang kewalahan.

Persetujuan dengan suara bulat akan diperlukan untuk meloloskan stimulus. Sebagian besar anggota Senat dipastikan menghindari perjalanan ke Washington di tengah pembatasan virus Corona.

Pada pengarahan di Gedung Putih Senin malam, Presiden Donald Trump menyatakan optimisme bahwa kata sepakat akan dicapai usai Program Perlindungan Gaji telah menggelontorkan dana senilai US$350 miliar.

"Semoga besok Senat akan dapat memilih. Banyak kemajuan telah dibuat untuk itu, kemajuan luar biasa," kata Trump.

Diskusi difokuskan pada penambahan US$310 miliar ke dalam rencana bisnis kecil, yang dirancang untuk membantu mempertahankan pekerja dalam penggajian karena sebagian besar negara bagian masih berada di bawah perintah karantina.

Sementara anggaran senilai US$50 miliar hingga US$60 miliar akan dialokasikan untuk program Economic Injury Disaster Loan terpisah yang menyediakan pembiayaan dan hibah sebanyak US$10.000 untuk bisnis.

Rencana itu juga akan mencakup US$75 miliar dari US$100 miliar yang dituntut Demokrat untuk rumah sakit, dengan sebagian besar ditujukan untuk rumah sakit pedesaan, serta US$25 miliar untuk pengujian virus.

Seseorang yang akrab dengan perundingan mengatakan bahwa Demokrat dan Republik masih memiliki ketidaksepakatan mengenai formula untuk mendistribusikan bantuan perawatan kesehatan ke negara bagian.

Ketidaksepakatan lainnya yang tersisa adalah mengenai program pengujian, termasuk lembaga mana yang harus mengawasinya. Pelosi telah mendapat tekanan dari sayap liberal partainya untuk mengupayakan lebih banyak konsesi, termasuk bantuan bagi pemerintah negara bagian dan lokal. Republik menolak memasukkannya ke dalam paket.

"Akan sangat sulit untuk mendukung paket yang tidak kita butuhkan dalam hal bantuan untuk pemerintah negara bagian dan lokal," kata Pramila Jayapal, kepala Kaukus Progresif Kongres.

Di sisi lain, orang-orang moderat telah mendesak Pelosi untuk dengan cepat memotong kesepakatan untuk memulihkan dana untuk Program Perlindungan Gaji. Sedangkan senator Republik, McConnell dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan perjanjian itu tidak akan mencakup bantuan untuk pemerintah negara bagian dan lokal.

Usulan Demokrat lainnya yakni peningkatan untuk program kupon makanan, juga ditolak. Bantuan pemerintah negara bagian dan lokal yang diupayakan oleh Demokrat masih jauh dari kebutuhan yang dikatakan para gubernur dan wali kota.

Gubernur Maryland Larry Hogan, seorang Republikan dan ketua Asosiasi Gubernur Nasional, serta Gubernur New York Andrew Cuomo, seorang Demokrat yang merupakan wakil ketua asosiasi, mengatakan bahwa tanpa setidaknya US$500 miliar, negara-negara bagian harus membatasi layanan penting seiring penerimaan pajak yang merosot dan permintaan akan sumber daya melonjak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper