Bisnis.com, JAKARTA - ABN Amro Bank NV mengajukan klaim terhadap debiturnya, Hin Leong, perusahaan minyak Singapura yang telah mengajukan fasiltas perlindungan dari kredit di tengah anjloknya harga minyak.
Dilansir Bloomberg, Senin (20/4/2020), menurut Badan Akuntansi dan Pengatur Perusahaan Singapura, bank Belanda itu mengajukan permohonan untuk biaya letter of credit yang tidak dapat dibatalkan terkait dengan barang dan dokumen Hin Leong Trading (Pte) Ltd.
Pemberi pinjaman yang berbasis di Amsterdam itu merupakan bank kedua yang mengajukan tagihan kepada Hin Leong, yang berutang hampir US$4 miliar kepada lebih dari 20 bank Singapura dan internasional, termasuk HSBC Holdings Plc, DBS Group Holdings Ltd. dan Standard Chartered Plc. HSBC yang berbasis di London memiliki piutang paling besar sekitar US$600 juta.
Hin Leong, perusahaan yang didirikan pada 1963 oleh taipan China Lim Oon Kuin mengajukan permohonan moratorium utang dari Pengadilan Tinggi Singapura pada Jumat pekan lalu.
ABN Amro tidak memerinci jumlah terutang kepada bank dalam dokumen tertanggal 17 April itu. Tuduhan yang tercakup termasuk tagihan pendaratan Hin Leong, air waybill, kargo dan resi gudang, serta barang yang dikirim terkait dengan kredit bank.
Letter of credit (L/C) yang tidak dapat dibatalkan tak bisa diubah oleh bank penerbit tanpa persetujuan para pihak dalam transaksi kredit. Letters of credit adalah fasilitas finansial penting bagi pedagang komoditas, yang digunakan sebagai cara pembiayaan perdagangan jangka pendek. Bank mengeluarkan apa yang disebut L/C atas nama pembeli sebagai jaminan pembayaran kepada penjual. Setelah barang bertukar tangan, pembeli membayar kepada kreditur.
Baca Juga
Societe Generale SA pekan lalu mendaftarkan beberapa biaya yang mencakup barang dan piutang yang dibiayai oleh bank dan rekening bank Hin Leong di bank yang berbasis di Paris.
