Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan minyak besar asal Singapura Hin Leong diduga menyembunyikan kerugian sebesar US$800 juta dalam perdagangan berjangka.
Hal itu menunjukkan lubang yang jauh lebih besar di dalam keuangan perusahaan daripada yang diperkirakan.
Dilansir Bloomberg, Senin (20/4/2020), jatuhnya Hin Leong Trading (Pte) Ltd., salah satu kekuatan terbesar dan paling rahasia di dunia perdagangan bahan bakar minyak, menunjukkan kedalaman dampak dari anjloknya harga minyak sepanjang tahun ini sebagai konsekuensi perang harga Saudi-Rusia dan pandemi virus corona.
Lim Chee Meng, putra tunggal Lim Oon Kuin, mengatakan perusahaan itu juga menjual beberapa juta barel produk olahan yang telah digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari bank.
Akibatnya, perusahaan menghadapi kekurangan yang signifikan antara stok minyak dan persediaan yang dijaminkan ke bank. Hal itu berpotensi mendatangkan kerugian besar bagi bank-bank yang memberikan pinjaman.
Selama tiga tahun terakhir, negara kota ini menjadi saksi jatuhnya dua nama besar lainnya di industri ini, yakni Noble Group dan Agritrade.
Baca Juga
Putranya, juga dikenal sebagai Evan Lim, mengatakan dia tidak mengetahui alasan kerugian yang diderita selama beberapa tahun dan ayahnya telah menginstruksikan departemen keuangan Hin Leong untuk menghilangkannya dari laporan keuangannya.
Keduanya tak bisa dihubungi untuk dimintai komentar. Tidak ada yang menanggapi panggilan atau email ke Hin Leong atau Ocean Tankers mencari komentar. Seorang juru bicara untuk Rajah dan Tann, salah satu penasihat Hin Leong, mengatakan perusahaan tidak dapat berkomentar karena masalahnya ada di pengadilan.
Hin Leong dan Ocean Tankers mengajukan perlindungan pengadilan dari kreditur pada Jumat pekan lalu karena dihimpit pembayaran utang. Kedua perusahaan tersebut sepenuhnya dimiliki oleh keluarga Lim.
Kesulitan keuangan di perusahaan itu telah mengguncang komunitas perdagangan yang sangat erat di Singapura. Hal itu meningkatkan spekulasi bahwa perusahaan swasta itu bisa menjadi korban terakhir dari kejatuhan bersejarah dalam harga minyak yang dipicu oleh virus corona.
Menurut sumber yang enggan diidentifikasi, Hin Leong membukukan ekuitas positif US$4,56 miliar dan laba bersih US$78 juta pada periode yang berakhir 31 Oktober 2019.
Namun, Hin Leong mengatakan kepada krediturnya bulan ini bahwa total kewajiban mencapai US$4,05 miliar pada awal April, sementara aset hanya US$714 juta, meninggalkan lubang setidaknya US$3,34 miliar.
Neraca perusahaan tidak menunjukkan ekuitas sama sekali pada 9 April 2020, dan memperingatkan bahwa angka yang diperoleh dari perusahaan harus diverifikasi.
Akun terbaru Hin Leong Trading, untuk tahun keuangan yang berakhir pada 31 Oktober 2019, diaudit oleh Deloitte & Touche LLP. Auditor tidak menunjukkan masalah apa pun. Juru bicara dari kantor Deloitte di Singapura tidak dapat segera dihubungi.
Perusahaan mengatakan kepada kreditornya bahwa pihaknya hanya memiliki inventaris produk minyak senilai US$141 juta, dibandingkan dengan US$1,28 miliar yang dinyatakan dalam pernyataan audit pada Oktober 2019. Hin Leong hanya memiliki US$50 juta uang tunai pada April 2020, dibandingkan dengan US$ 461 juta pada Oktober 2019.
Menurut sumber itu, putra Lim mengatakan ayahnya menjual sebagian besar persediaan perusahaan, bahkan ketika saham-saham itu digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman bank. Akibatnya, ada kekurangan besar persediaan minyak dibandingkan dengan jumlah yang telah dijaminkan untuk mengamankan jalur kredit.
Bloomberg pertama kali melaporkan kesulitan keuangan Hin Leong 10 April 2020 setelah beberapa bank menarik jalur kredit dari Hin Leong di tengah kekhawatiran atas kemampuannya untuk membayar utangnya. Perusahaan dilaporkan berutang hampir US$4 miliar kepada lebih dari 20 bank termasuk HSBC Holdings Plc.
Lim Oon Kuin, yang dikenal banyak orang di industri ini sebagai OK Lim, akan mengundurkan diri dari semua peran eksekutif di Hin Leong, Grup Xihe dan perusahaan terkait pada 17 April 2020. Dia juga akan mengundurkan diri sebagai direktur dan direktur pengelola Ocean Tankers.
Hin Leong dan Ocean Tankers telah mengajukan perlindungan dari para kreditornya berdasarkan Bagian 211B dari Singapore's Companies Act. Hin Leong didirikan pada tahun 1963 dan telah berkembang menjadi salah satu pemasok bahan bakar kapal atau bunker terbesar di Asia. Ocean Tankers memiliki armada lebih dari 100 tanker minyak dengan berbagai ukuran.