Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah pandemi Covid-19, pelan tapi pasti JD mengalami pergeseran kepemimpinan.
Richard Liu, pendiri perusahaan e-commerce asal China itu semakin kini semakin mengurangi perannya di dalam perusahaan.
Setelah pekan lalu menanggalkan jabatan direktur eksekutif, manajer, dan legal representative, Kamis (16/4/2020) Liu dikabarkan sudah menyerahkan penuh kendali perusahaan kepada Xu Lei.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Bloomberg, Xu Lei pun memaparkan visi yang ingin ia terapkan di JD. Xu menargetkan ke depan JD mampu melebarkan sayap ke luar bisnis e-commerce.
Saat ini, JD sebenarnya memiliki beberapa lini bisnis di luar ritel. Namun, pamor bisnis-bisnis tersebut masih cenderung redup.
"Banyak orang masih sekadar tahu bahwa JD adalah tempat belanja daring. Padahal, kami mempunyai banyak bisnis yang tak kalah berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan," tuturnya.
Baca Juga
Xu bukan termasuk orang 'generasi pertama' yang ikut merintis JD dari nol bersama Liu. Namun, bukan berarti dirinya tak punya peran penting dan rekam jejak cemerlang di perusahaan.
Menghabiskan 10 tahun terakhir dengan promosi demi promosi, Xu bertahap mengantarkan JD meraih keuntungan yang melampaui perusahaan-perusahaan macam Boeing dan Sony.
Lahir dari keluarga militer, Xu terdidik bermental baja sejak kecil. Kariernya dimulai dengan perusahaan perakit komputer, Lenovo pada usia muda.
Tahun 2009, saat usianya menginjak 34, barulah Xu bergabung dengan JD. Mulanya, dia sempat beberapa kali hiatus dari perusahaan, dan baru memberikan peran penuh pada 2013 tatkala ditunjuk sebagai penanggung jawab situs resmi JD.
Salah satu gebrakan besar Xu adalah peluncuran maskot anjing yang hingga hari ini identik dengan identitas JD.
Setahun setelahnya, Xu membuat gebrakan lain dengan mewujudkan ide signature gala sebagai langkah balasan terhadap Alibaba. Kebijakan ini membawa JD ke popularitas tertinggi, meski awalnya ide tersebut banyak ditentang.
Peran menonjol terakhir Xu adalah saat sudah menduduki kursi direksi pada 2018. Saat itu JD tengah mengalami krisis dan terancam terpuruk.
Xu menyikapinya dengan perampingan tim, memotong jumlah manajer 10 persen untuk mengurangi beban gaji perusahaan. Perampingan itu terbukti justru membuat JD semakin fokus dan melampaui perusahaan-perusahaan lain. Kepercayaan perusahaan besar seperti Coca-Cola dan Walmart untuk menjadikan JD mitra resmi juga merupakan bukti kecemerlangan Xu.
"Selain Liu, kurasa orang yang benar-benar berpengaruh terhadap JD dari belakang layar adalah dia [Xu Lei]," ujar analis Bernstein, David Dai seperti dilansir Bloomberg.
Tugas Berat
Kendati punya rekam jejak memukau dan banyak dipuji para analis, bukan berarti tugas Xu sebagai pengganti Lei bakal sepenuhnya berjalan mulus.
Pandemi Covid-19 yang tengah mempengaruhi dunia usaha saat ini menjadi rintangan berat pertama yang harus dilewati JD. "Kejadian ini mengajarkan banyak pelajaran berharga tentang bagaimana harus mengatur keuangan perusahaan," ujar Xu menanggapi tantangannya.
Walau China merupakan negara yang sangat terdampak Corona, Xu yakin posisi JD saat ini lebih baik dari perusahaan lain. Dia pun menargetkan pada kuartal ketiga dampak Corona sudah bisa dilewati perusahaan.
"Ketika menghadapi perang, Anda harus berkonsentrasi dan berpikir. Saat ini, semua orang di dalam perusahaan e-commerce ini sedang menyesuaikan diri, dan kami siap berperang," tandasnya.