Bisnis.com, JAKARTA - Walmart Inc. berencana menjual sahamnya di perusahaan e-commercer China JD.com senilai US$3,74 miliar atau setara Rp57,82 triliun.
Dilansir dari Forbes, rencana ini artinya akan mengakhiri kemitraan yang telah berjalan selama delapan tahun mereka.
Walmart dikabarkan menawarkan 144,5 juta saham dengan kisaran harga $24,85 hingga $25,85. Morgan Stanley diisukan menjadi broker-dealer yang menangani penawaran tersebut.
Dilansir dari Yahoo, saham JD.com yang terdaftar di Hong Kong turun 11% pada pembukaan perdagangan hari Rabu, memimpin aksi jual yang lebih luas pada saham-saham e-commerce dan teknologi China.
Walmart sedang menyempurnakan strateginya di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, di mana mitra e-commerce lamanya sedang berjuang bersama dengan pesaing tradisionalnya, Alibaba Group Holding Ltd. dan pemilik Temu, PDD Holdings Inc.
Perusahaan AS ini dikabarkan telah membangun sistem e-commerce dan pengiriman yang matang di China untuk Sam’s Club dan bisnis hipermarketnya serta fokus pada penawarannya sendiri.
Baca Juga
“Saya memperkirakan Walmart akan kecewa dengan apa yang mereka dukung,” kata Mark Tanner, direktur pelaksana di agen pemasaran China Skinny.
Walmart adalah pemegang saham terbesar JD.com dan memiliki 5,19 persen saham di perusahaan e-commerce tersebut, menurut data LSEG.
Dilansir dari reuters, Walmart mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah menjadi mitra yang berharga selama delapan tahun terakhir, dan pengecer AS tersebut berkomitmen untuk melanjutkan hubungan komersial dengan raksasa e-commerce China tersebut.
“Keputusan ini memungkinkan kami untuk fokus pada operasi kami yang kuat di China untuk Walmart China dan Sam’s Club, dan mengerahkan modal untuk prioritas lainnya,” kata Walmart.
Walmart melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 17,7% tahun-ke-tahun dari bisnisnya di China menjadi $4,6 miliar pada kuartal kedua didukung oleh pertumbuhan yang kuat dalam jaringan gudang Sam's Club dan penawaran digitalnya.
Pengecer AS itu memiliki 5,19% saham di JD.com, menurut data LSEG. Kemitraan antara kedua perusahaan dimulai pada tahun 2016 ketika Walmart menjual toko grosir online Tiongkok, Yihaodian dengan imbalan 5% saham di JD.com.