Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Filipina Pangkas Lagi Suku Bunganya

Bangko Sentral ng Pilipinas memangkas suku bunga acuannya sebanyak 50 basis poin menjadi 2,75 persen sebagai upaya untuk memacu ekonomi di tengah wabah Covid-19.
Bangko Sentral ng Pilipinas. /Reuters
Bangko Sentral ng Pilipinas. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Bangko Sentral ng Pilipinas memangkas suku bunga acuannya sebanyak 50 basis poin menjadi 2,75 persen sebagai upaya untuk memacu ekonomi di tengah wabah Covid-19.

Keputusan pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank sentral Filipina ini cukup mengagetkan sejumlah pihak karena hal ini dilakukan di luar jadwal yang sudah ditentukan. Para pembuat kebijakan dijadwalkan bertemu kembali untuk memutuskan suku bunga acuan pada 21 Mei 2020.

Ketika negara ini berada pada fase lockdown sejak pertengahan Maret lalu, bank sentral Filipina telah mengucurkan stimulus yang diiringi dengan komitmen pemerintah untuk mengakselerasi dukungan fiskal.

Gubernur bank sentral Filipina Benjamin Diokno sempat mengemukakan kesediannya untuk melakukan pelonggaran moneter, termasuk menyesuaikan rasio cadangan bank atau memangkas suku bunga ke level lebih tinggi dibandingkan perkiraan.

“Pemangkasan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin lebih besar dibandingkan yang kami perkirakan. Jika melihat wabah masih terjadi dan tekanannya kepada ekonomi, saya kira ruang pemangkasan suku bunga acuan masih besar,” kata Angela Hsieh, ekonom Barclays Bank Plc di Singapura, dikutip dari Bloomberg, Kamis (16/4/2020).

Filipina kali ini bergabung dengan gelombang bank sentral di negara berkembang yang melakukan kebijakan tak terduga. Bank sentral Afrika Selatan memangkas suku bunga acuannya pada minggu ini, sedangkan bank sentral Indonesia memilih untuk mempertahankan suku bunga acuannya.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memperpanjang karantina wilayah menjadi 30 April 2020. Meluasnya wabah Covid-19 telah memaksa Filipina memberlakukan karantina yang menekan ekonomi dan mempertaruhkan lebih dari 1 juta pekerjaan di negara ini.

Akibatnya, pemerintah memprediksi Filipina bakal menghadapi pertumbuhan ekonomi 0 persen pada tahun ini, meski sudah membanjiri negara ini dengan berbagai stimulus ekonomi yang memacu defisit anggaran.

 

 

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper