Bisnis.com, JAKARTA — Lalu lintas penumpang maskapai penerbangan di China merosot 54 persen pada kuartal I/2020 seiring dengan wabah virus corona (COVID-19) yang menyebabkan larangan pembatasan perjalanan.
Dilansir Bloomberg, Rabu (15/4/2020), Civil Aviation Administration of China (CAAC) menyebutkan industri maskapai penerbangan China kehilangan 39,8 miliar yuan (US$5,6 miliar) pada kuartal awal tahun ini. Angka kerugian tersebut juga disumbang dari kerugian yang diderita maskapai penerbangan senilai 33,6 miliar yuan.
Sementara itu, volume penumpang juga dilaporkan terpangkas menjadi 74,1 juta orang, dengan penurunan 72 persen menjadi 15,1 juta pada Maret tahun ini. CAAC menyebutkan volume penerbangan kargo turun 23 persen pada Maret 2020 (year-on-year) menjadi 484.000 ton.
Sebelumnya, International Air Transport Association (IATA) memproyeksikan industri maskapai penerbangan global bakal menelan kerugian sekitar US$314 miliar dari penjualan tiket pada tahun ini, akibat virus corona.
Perkiraan tersebut sekaligus mengoreksi proyeksi IATA sebelumnya, karena angka kali ini 25 persen lebih besar dibandingkan proyeksi sebelumnya. Ketika maskapai penerbangan mulai beroperasi, IATA menyatakan praktik pembatasan sosial ke depan kemungkinan bakal memangkas profit industri ini.