Bisnis.com, JAKARTA - Bak mata koin, masih ada sisi positif dari pandemi Covid-19 di Indonesia. Salah satunya adalah reformasi di bidang pendidikan.
Kebijakan belajar-mengajar dari rumah dengan memanfaatkan teknologi komunikasi alih-alih meredam penyebaran Covid-19 justru membuat para murid dan guru semakin memahami teknologi dan kreatif menggunakannya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa pandemi Covid-19 ini memaksa semua orang menggunakan semua konentivitas dan komunikasi serta cara kerja, atau bisnis model kita menjadi sangat tergantung pada teknologi komunikasi.
"Momentum itu akan terus ditingkatkan di dalam reformasi bidang pendidikan dan kesehatan," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (14/4/2020).
Saat ini, proses belajar-mengajar melalui teknologi komunikasi memanfaatkan berbagai jenis media, seperti video conference, platform bimbingan belajar, siaran televisi (TVRI), radio (RRI), hingga whatsapp.
Kendati demikian, setiap model belajar-mengajar, termasuk melalui teknologi informasi, tetap memiliki kelemahan.
Baca Juga
Bisnis mencatat, Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) mengusulkan perpanjangan semester genap tahun ajaran 2019/2020 hingga ke semester ganjil 2020/2021 jika pandemi Covid-19 terus berlanjut.
“Dan sekarang belajar dengan cara daring (online) tidak maksimal, sehingga hasilnya tidak seperti lulusan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Ketua FAGI Iwan Hermawan.
FAGI menilai belajar daring sebagai pelaksanaan dari kebijakan belajar di rumah karena sekolah-sekolah diliburkan terkait pandemi kurang efektif dan banyak permasalahan.Selain masalah kuota Internet bagi sisiwa miskin, sebagian guru juga dinilai belum sepenuhnya siap mengajar secara daring.