Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paus Fransiskus: Hapuskan Utang Negara Miskin selama Krisis Corona

Paus Francis atau Paus Fransiskus menyerukan solidaritas global untuk memerangi krisis Virus Corona dalam pesan Paskah yang dibacakan di Basilika Santo Petrus tanpa dihadiri jemaat di tengah penguncian (lockdown) yang dilakukan Italia akibat wabah Virus Corona.
Paus Fransiskus di Kota Vatikan/nydaily
Paus Fransiskus di Kota Vatikan/nydaily

Bisnis.com, JAKARTA - Paus Francis Paus Fransiskus menyerukan solidaritas global untuk memerangi krisis Virus Corona dalam pesan Paskah yang dibacakan di Basilika Santo Petrus tanpa dihadiri jemaat di tengah penguncian (lockdown) yang dilakukan Italia akibat wabah Virus Corona.

"Ini bukan waktu untuk ketidakpedulian. Karena seluruh dunia menderita dan perlu dipersatukan," kata Paus dalam pesan yang disiarkan secara online seperti dikutip BBC.com, Senin (13/4/2020).

Dia mengingatkan bahwa Uni Eropa berisiko ambruk, namun mendesak negara-negara itu melakukan penghapusan utang untuk negara-negara miskin.

Paus menyampaikan pesan bahwa "Paskah kesepian" tahun ini harus memberi harapan. Karena itu dia mendesak para pemimpin politik untuk bekerja "demi kebaikan bersama", untuk membantu sesama melalui krisis hingga akhirnya melanjutkan kehidupan normal mereka.

"Ini bukan waktu untuk mementingkan diri sendiri karena tantangan yang kita hadapi dimiliki oleh semua orang," kata Paus dalam sebuah pesan yang didominasi oleh efek dari wabah yang telah menewaskan lebih dari 109.000 orang di seluruh dunia.

"Ketidakpedulian, egoisme, perpecahan, dan kelupaan bukanlah kata-kata yang ingin kita dengar saat ini. Kami ingin melarang kata-kata ini selamanya!," tambahnya.

Tanpa menyebutkan negara mana pun, Paus Francis juga menyerukan pelonggaran sanksi internasional. Dia kemudian memuji dokter, perawat, dan pekerja lain yang menjalankan layanan penting.

ChannelNewsAsia.com melaporkan kematian akibat wabah Covid-19 di Italia naik 431 kemarin. Angka itu turun dari 619 sehari sebelumnya, dan jumlah kasus baru melambat menjadi 4.092 dari sebelumnya 4.694.

Sedangkan total korban tewas sejak wabah itu terungkap pada 21 Februari naik menjadi 19.899 orang. Angka itu menurut Badan Perlindungan Sipil Italia merupakan yang tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper