Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mbah Rono: Erupsi Gunung Anak Krakatau Bisa Jadi Daya Tarik Wisata

Letusan seperti Gunung Anak Krakatau harus menjadi daya tarik wisata minat khusus.
Letusan Gunung Anak Krakatau terlihat dari foto udara yang diambil dari pesawat Cessna 208 B Grand Caravan milik Maskapai SusiAir di Selat Sunda, Minggu (23/12/2018). Bisnis/Nurul Hidayat
Letusan Gunung Anak Krakatau terlihat dari foto udara yang diambil dari pesawat Cessna 208 B Grand Caravan milik Maskapai SusiAir di Selat Sunda, Minggu (23/12/2018). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Ahli vulkanologi yang juga mantan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono menilai letusan gunung api bisa menjadi atraksi wisata.

"Letusan seperti GAK [Gunung Anak Krakatau] harus menjadi daya tarik wisata minat khusus, asal tahu cara menontonnya," ujar Surono yang akrab dipanggil Mbah Rono kepada Bisnis, Sabtu (11/4/2020).

Menurutnya, kapal pesiar mewah bisa lego jangkar dan membawa wisatawan untuk melihat atraksi alam Gunung Anak Krakatau. Sementara, ahli vulkanologis atau pemandu bisa memberikan informasi panduan tentang Gunung Anak Krakatau ataupun induknya Gunung Krakatau.

"Itulah deferensiasi alam yang bisa dijual sebagai tontonan, bukan untuk ditakuti," tegasnya

Dia menambahkan masyarakat Indonesia tidak perlu takut. Pasalnya, negara ini paling banyak memiliki gunung api. Surono berpesan agar Indonesia mencontoh negara lain seperti Filipina dan Jepang.

"Jual keunikan kita, wisata gunung api yang setiap negara tidak memiliki."

Seperti diinformasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM bahwa telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, Lampung, pada hari Jumat 10 April 2020 pukul 21.58 WIB dan pukul 22.35 WIB.

Dengan letusan ini, kondisi Gunung Anak Krakatau ditetapkan berada pada level waspada atau level II.

Hasil pemantauan kegempaan yang dilakukan oleh BMKG tepat pada saat terjadinya erupsi yaitu pukul 21.58 WIB dan pukul 22.35 WIB menunjukkan bahwa sensor BMKG tidak mencatat adanya aktivitas seismik.

Alhasil, erupsi Gunung Anak Krakatau kali ini berdasarkan catatan sensor BMKG lebih lemah dibandingkan erupsi yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper