Bisnis.com, JAKARTA — Maybank Kim Eng Research Pte memperkirakan pemberlakuan lockdown parsial di Singapura diperkirakan bakal memukul ekonomi hingga S$10 miliar (US$7 miliar).
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (9/4/2020), Chua Hak Bin, ekonom senior Maybank mengatakan kerugian tersebut setara dengan 2 persen dari produk domestik bruto Singapura.
Singapura telah melarang pertemuan sosial dan menutup semua tempat kerja, kecuali beberapa bisnis yang dinilai esensial bagi ekonomi Singapura. Aturan tersebut berlaku pada pekan ini hingga 4 Mei mendatang.
Jasa non-esensial berkontribusi sekitar sepertiga dari total angka ketenagakerjaan, atau lebih dari 30 persen terhadap PDB. Jika dirinci, sektor seperti ritel, makanan dan minuman, serta konstruksi merupakan sektor padat karya dibandingkan sektor esensial misalnya keuangan atau manufaktur elektronik.
Pemerintah Singapura bahkan memperkirakan ekonomi Negeri Singa ini bakal terkontraksi 1 persen-4 persen. Akibat pandemi ini, pemerintah berkomitmen mengucurkan stimulus fiskal hampir S$60 miliar atau 12 persen dari PDB.
Chua mengingatkan control perbatasan dan karantina wilayah harus tetap diberlakukan, meski penyebaran wabah Covid-19 sudah terkontrol. Langkah-langkah itu diakuinya dapat menghambat pergerakan tenaga kerja sehingga dapat membantu pemulihan ekonomi Singapura lebih cepat.
Baca Juga
Sehari setelah pemberlakuan lockdown parsial, Rabu (8/4/2020), Singapura melaporkan kenaikan harian tertinggi sebanyak 142 orang sehingga menambah total kasus di negara ini menjadi 1.623.