Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OCBC dan 2 Perbankan Singapura Janjikan Tak Ada PHK Karyawan

Tiga perbankan terbesar Singapura telah menjanjikan tidak ada pengurangan pegawai karena pandemi virus corona (COVID-19). Langkah yang telah dinyatakan oleh sejumlah perbankan global lain.
Seorang tentara terlihat di atas kapal induk Prancis Charles de Gaulle yang merapat di Pangkalan Angkatan Laut Changi, Singapura, pada 28 Mei 2019.Foto Antara: Xinhua/Then Chih Wey
Seorang tentara terlihat di atas kapal induk Prancis Charles de Gaulle yang merapat di Pangkalan Angkatan Laut Changi, Singapura, pada 28 Mei 2019.Foto Antara: Xinhua/Then Chih Wey

Bisnis.com, JAKARTA - Tiga perbankan terbesar Singapura telah menjanjikan tidak ada pengurangan pegawai karena pandemi virus corona (COVID-19). Langkah yang telah dinyatakan oleh sejumlah perbankan global lain.

“Kami tidak berencana melakukan pengurangan yang timbul dari wabah ini,” kata Chief Executive Officer Oversea-Chinese Banking Corp, Samuel Tsien, dilansir Bloomberg, Kamis (9/4/2020).

CEO DBS Group Holdings Ltd., Piyush Gupta dan CEO United Overseas Bank Ltd., Wee Ee Cheong, mengeluarkan pernyataan serupa yang mengatakan tidak perlunya langkah pengurangan karyawan. Tiga perbankan itu diketahui mempekerjakan lebih dari 85.000 orang di seluruh Asia dan sekitarnya.

Adapun Morgan Stanley dan Citigroup Inc. adalah di antara bank-bank global yang telah berjanji untuk mempertahankan karyawan meski di tengah penurunan ekonomi terburuk dalam beberapa tahun terakhir, karena pandemi ini melumpuhkan pariwisata, manufaktur, dan jasa. Pemerintah Singapura mengatakan ekonomi dapat mengalami kontraksi sebanyak 4 persen tahun ini.

Otoritas Moneter Singapura, regulator keuangan nasional dan bank sentral, mengalokasikan 125 juta dolar Singapura atau US$87 juta untuk bank dan perusahaan keuangan lainnya guna melatih staf dan mendukung lulusan baru selama krisis.

“Terlepas dari perkiraan mengenai pertumbuhan pendapatan bank, OCBC yang berbasis di Singapura memiliki tingkat modal, dana, dan likuiditas yang kuat untuk membimbing kita melalui masa-masa yang tidak pasti ini,” lanjut Tsien.

Gupta, dalam tanggapan keterangan tertulis melalui email, juga mengatakan likuiditas dan posisi modal banknya masih kuat. UOB juga mengatakan banknya tidak berencana untuk melakukan pemangkasan karyawan karena pandemi ini.

Sementara itu, DBS, pemberi pinjaman terbesar di Asia Tenggara berdasarkan aset, mempekerjakan 28.419 orang pada akhir 2019. Pemutusan hubungan kerja terbaru terjadi setelah krisis keuangan global 2008, ketika memangkas 900 posisi.

“Mereka tidak bisa mengelak pada 2008, dan dengan dampak ekonomi yang diharapkan lebih besar, itu akan mengharuskan semua pemangku kepentingan berbagi kesedihan,” kata Justin Tang, kepala penelitian Asia di United First Partners di Singapura. Dia melanjutkan, hal itu termasuk pemotongan dividen, cuti tidak dibayar dan pemotongan gaji.

Total jumlah karyawan OCBC mencapai 30.492 pada akhir Desember 2019, dan bank ini memiliki operasi di seluruh Asia Tenggara, China, Eropa, dan AS. Jumlah staf telah meningkat 41 persen dalam 10 tahun terakhir. Sedangkan UOB memiliki total jumlah karyawan 26.872.

Saham ketiga bank dibuka menguat di perdagangan Singapura hari ini. Saham-saham ini sebelumnya telah jatuh karena suku bunga turun dan resesi yang akan datang meningkatkan risiko kredit macet, dengan DBS meluncur sekitar 26 persen, UOB 23 persen dan OCBC 18 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper