Bisnis.com, JAKARTA – Singapura menambah stimulus bantuan tunai bagi rumah tangga dan kebijakan tambahan untuk menyelamatkan pekerjaan senilai Sin$5,1 miliar (Rp59,67 triliun) di tengah pandemi COVID-19.
Jika diperinci, tambahan bantuan tunai bagi masyarakat menjadi Sin$600 per orang dari sebelumnya yang hanya Sin$300, subsidi gaji bagi semua perusahaan naik menjadi 75 persen dari gaji bulanan menjadi Sin$4.600 pada April 2020. Negara ini juga menghapus retribusi pekerja asing.
Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat mengatakan kebijakan stimulus tambahan ini membuat total stimulus yang dikucurkan pemerintah mencapai hampir Sin$60 miliar (Rp702 triliun) atau 12 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Untuk mengimplementasikan kebijakan ini, pemerintah harus menarik dana cadangan tambahan senilai Sin$4 miliar sehingga defisit anggaran tahun ini bakal mencapai 8,9 persen dari PDB.
Kinerja ekonomi Singapura yang bergantung pada ekspor ini terpukul cukup keras akibat pandemi COVID-19. Bahkan sebelum penutupan bisnis nonesensial dan sekolah, pemerintah memperkirakan ekonomi Negeri Singa ini bakal terkontraksi di kisaran 1 persen hingga 4 persen pada tahun ini.
“Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi orang-orang yang terpaksa kehilangan pekerjaannya selama pandemi ini,” kata Heng pada Senin (6/4/2020).