Bisnis.com, JAKARTA - India melarang ekspor obat malaria, hydroxychloroquine, yang berulang kali disebutkan Presiden Trump sebagai obat melawan virus Corona atau Covid-19.
Situs Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri India menegaskan larangan ekspor hydroxychloroquine dan formulasi obat tersebut. Bulan lalu, otoritas perdagangan tersebut telah membatasi pengiriman hydroxychloroquine ke luar negeri.
India hanya memberikan pengecualian atas dasar kemanusian atau sebatas pemenuhan kontrak ekspor sebelumnya.
Pada konferensi pers pada hari Sabtu, Trump mengatakan dia telah berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi dan memohon pembebasan pengiriman untuk AS. India berjanji memberikan mempertimbangkan permintaan tersebut.
Trump juga mengatakan bahwa pemerintah federal sedang menimbun jutaan dosis obat mencukupi untuk pasien virus Corona.
Ahli Bedah Umum AS Jerome Adams mengatakan bahwa obat hydroxychloroquine telah tersedia selama bertahun-tahun.
Baca Juga
"Kami merasa sedikit lebih baik mengenai keamanannya daripada obat novel Corona, meskipun ini digunakan dengan dosis yang jauh lebih tinggi," kata Adams kepada Fox News Sunday.
Hingga saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan bahwa hydroxychloroquine dapat mengobati infeksi dari patogen baru. Selain itu, obat ini belum disetujui oleh Food and Drug Administration di AS untuk mengobati Covid-19.
Trump tampaknya tidak peduli dan masih saja memberikan saran pengunaan obat ini. "Apa yang harus kamu tunggu? Ambillah," ujar Trump, Sabtu (4/4/2020). “Saya pikir mereka harus mengambilnya. Tapi itu pilihan mereka."