Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin mengirimkan pesawat militer berisi peralatan-peralatan medis untuk membantu Amerika Serikat melawan wabah virus corona (Covid-19).
Sebuah pesawat militer yang membawa peralatan-peralatan medis terbang ke AS pada Rabu (1/4/2020) waktu setempat, setelah Putin menawarkan bantuan itu kepada Presiden Donald Trump.
“Rusia menawarkan bantuan di tengah situasi epidemiologis yang mengerikan di Amerika,” ungkap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada Channel One.
“Trump dengan penuh rasa terima kasih menerima bantuan kemanusiaan ini,” terangnya, seperti dilansir Bloomberg.
Menyusul keterangannya itu yang disampaikan pada Selasa (31/3/2020), video milik Kementerian Pertahanan Rusia memperlihatkan sebuah pesawat angkut dengan kotak-kotak yang dikatakan berisi masker dan peralatan medis lainnya. Pesawat itu lepas landas dari lapangan terbang wilayah Moskow.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pengiriman itu adalah bagian dari pembelian peralatan medis, termasuk ventilator, yang disepakati dalam pembicaraan via telepon antara Putin dan Trump pada 30 Maret. Suplai ini kemudian diserahkan ke New York City pada Rabu (1/4).
Baca Juga
“Kami adalah kontributor yang murah hati dan dapat diandalkan untuk respons krisis dan aksi kemanusiaan di seluruh dunia, tetapi kami tidak dapat melakukannya sendiri,” tutur juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus dalam pernyataannya.
“Ini adalah waktu untuk bekerja sama demi mengatasi musuh yang mengancam kehidupan kita semua,” sambung Ortagus.
Trump dan Putin telah berupaya mempertahankan hubungan yang erat terlepas dari adanya ketegangan antara AS dan Rusia mengenai berbagai hal, mulai dari temuan badan intelijen AS bahwa Rusia ikut campur dalam pilpres AS hingga peran Kremlin di Ukraina dan Suriah.
Setelah Putin mengajukan tawaran bantuan dalam pembicaraannya dengan Trump, presiden ke-45 AS ini memuji bantuan itu sebagai hal yang "sangat baik". Namun, menurut Peskov, beberapa orang dalam pemerintahan Trump terkesan kurang antusias soal tawaran itu.
“Ada kesan bahwa beberapa orang di pihak Amerika tidak berkontribusi pada penyelesaian masalah teknis yang cepat untuk melaksanakan perjanjian antara kedua presiden," kata Peskov.