Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Citigroup: Tren Pembatasan Arus Modal Negara Berkembang Bakal Terlihat

Citigroup Inc. menyatakan sejumlah negara berkembang kemungkinan bakal melakukan kontrol ketat terhadap arus modal seiring dengan meluasnya wabah Covid-19.
Citigroup Center di New York, AS./Reuters-Shannon Stapleton
Citigroup Center di New York, AS./Reuters-Shannon Stapleton

Bisnis.com, JAKARTA — Citigroup Inc. menyatakan sejumlah negara berkembang kemungkinan bakal melakukan kontrol ketat terhadap arus modal seiring dengan meluasnya wabah Covid-19.

“Ada kasus yang layak yang membuat mereka [negara-negara berkembang] mendekati tren pengetatan arus modal di saat kita juga membatasi pergerakan barang dan orang. Eksperimen dengan mengontrol arus modal, kemungkinan akan semakin dekat,” kata David Lubin, Kepala Ekonom Emerging Market Citigroup, dikutip dari Bloomberg, Kamis (26/3/2020).

Dalam laporan yang ditulis Lubin, arus keluar dari negara maju yakni obligasi negara dan dana ekuitas, sudah hampir mencapai 4 persen dari aset bersih oleh beberapa akun selama dua minggu terakhir. Angka ini lebih besar dibandingkan krisis pada 2013 dan 2008.

Per Maret ini saja, nilai mata uang Brazil, Indonesia, Kolombia, Rusia, dan Meksiko melorot tajam lebih dari 10 persen terhadap dolar.

Argentina pernah menerapkan pengontrolan arus modal pada tahun lalu untuk mengentikan penurunan cadangan devisa dan pos. Malaysia pun sempat mengadopsi langkah yang sama ketika krisis 1997.

Laporan Citigroup itu menyatakan ketika hampir semua negara maju memiliki posisi yang bagus untuk menghadapi krisis yang biasa, dengan defisit neraca transaksi berjalan dan cadangan devisa yang melimpah, semuanya tidak bisa dipastikan.

Sejumlah teori ekonomi yang termuat dalam buku-buku ekonomi, biasanya menyarankan krisis ekonomi bisa dihadapi dengan melindungi ekonomi melalui pemangkasan suku bunga. Sebaliknya, suku bunga acuan yang tinggi dibutuhkan untuk menghambat aliran modal keluar, apalagi jika utang meningkat.

“Satu-satunya acara untuk mengatasi kontradiksi ini secara prinsip, adalah menutup aliran modal. Semakin lama virus ini ada, maka semakin banyak arus modal keluar dari negara berkembang,” ungkapnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper