Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Morgan Stanley Prediksi Ekonomi Global Hanya Tumbuh 0,3 Persen Tahun Ini

Chief Asia & Emerging Market Morgan Stanley Jonathan Garner mengatakan pada skenario tingkat menengah dimana puncak wabah terjadi pada April-Mei 2020, ekonomi global hanya akan tumbuh 0,3 persen tahun ini.
Gedung Morgan Stanley. /Reuters
Gedung Morgan Stanley. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi virus corona  mengancam ekonomi dunia jatuh ke jurang resesi, seperti yang pernah terjadi pada krisis ekonomi 2009.

Chief Asia & Emerging Market Morgan Stanley Jonathan Garner mengatakan pada skenario tingkat menengah dimana puncak wabah terjadi pada April-Mei 2020, ekonomi global hanya akan tumbuh 0,3 persen tahun ini.

"Tim ekonom kami memperkirakan resesi global seperti yang terjadi pada 2009 atau 0,3 persen pertumbuhan yoy, diikuti dengan pemulihan pada 2021," katanya pada webcast Morgan Stanley Asia Rserach Macro, Kamis (26/3/2020).

Skenario terburuknya, ekonomi global akan terkontraksi hingga minus 2,1 persen pada tahun ini. Meski ada kemungkinan mengarah ke skenario terburuk itu, tetapi Garner berpegang pada base case pertumbuhan 0,3 persen.

Dia melanjutkan, secara global pihaknya tidak memprediksi akan terjadinya great depression. Hal itu mengingat segala langkah yang telah diupayakan oleh bank-bank sentral dunia serta pemerintah dalam membrikan stimulus yang diperlukan.

Selanjutnya, dia menyarankan agar pemerintah dan otoritas global menyeimbangkan antara stimulus fiskal, moneter dan layanan kesehatan publik.

Chief China Economist Robin Xing menambahkan,= China sebagai pusat pandemi ini akan lebih dulu mengalami pukulan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini. Kini China menggenjot pemulihan ekonomi pada kuartal kedua. Namun demikian, hal itu kemungkinan juga tak akan mulus sebab dihadapkan pada pelemahan permintaan eksternal yang masih berjuang melawan pandemi.

Pemulihan di China akan sangat bergantung pada penurunan tajam konsumsi di AS. Produk domestik bruto AS diperkirakan menyusut hingga 2,4 persen pada kuartal pertama, diikuti oleh penurunan 30,1 persen pada kuartal kedua. Namun, PDB kuartal ketiga kemungkinan akan lebih baik, karena konsumsi naik kembali setelah wabah mereda.

Perlambatan di AS ini akan berdampak signifikan pada China. Xing mengatakan, pasar lapangan kerja yang lebih lemah, dikombinasikan dengan social distancing akan menghambat pemulihan konsumsi domestiknya.

"Base case untuk ekonomi China sekarang adalah pertumbuhan 4 persen untuk 2020 dan 7,5 persen untuk 2021," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper