Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Inggris mengimbau warganya agar tidak bepergian ke luar negeri selama 30 hari ke depan seiring dengan ancaman jumlah kematian yang mencapai 20.000 jiwa akibat virus corona jenis baru atau Covid-19.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (17/3/2020), Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan perusahaan pelayaran untuk mengawasi rute perdagangan dari dan menuju Inggris.
Hal ini mengikuti instruksi Perdana Menteri Boris Johnson yang mendesak masyarakat Inggris untuk menghindari kontak dengan orang lain dan mengurangi perjalanan tanpa keperluan dalam upaya penyebaran pandemi Covid-19.
"Dengan segera, saya telah mengambil keputusan untuk memberi saran kepada warga negara Inggris terhadap semua perjalanan yang tidak penting secara global untuk periode awal 30 hari," kata Raab kepada House of Commons di London.
Patrick Vallance, kepala penasihat ilmiah pemerintah Inggris mengatakan kepada sebuah panel bahwa kemampuan mempertahankan kematian di bawah 20.000 jiwa di Inggris merupakan hal yang mengerikan, tetapi terbilang hasil yang baik.
"Setiap tahun, dalam flu musiman, jumlah kematian diperkirakan 8.000 jiwa. Jika [dalam kasus corona] bisa di bawah 20.000 adalah hasil yang baik. Angka ini mengerikan, jumlah yang sangat banyak, dan tekanan besar pada layanan kesehatan," ujarnya.
Baca Juga
Seperti diketahui, Inggris sempat menuai kritik karena tidak melakukan pembatasan perjalanan di negara-negara Eropa. Hal ini mendorong Johnson meningkatkan pembatasan yang diumumkan pada Senin lalu.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan "perang" menghadapi Covid-19 pada Senin malam (16/3/2020) dengan serangkaian upaya lockdown. Hal ini diputuskan hanya beberapa hari setelah penutupan bisnis dan penutupan sekolah.
Kanselir Jerman Angela Merkel meluncurkan gerakan serupa untuk menutup bar, bioskop, pusat kebugaran, dan tempat berkumpul lainnya.
Dengan jumlah kasus virus corona yang mencapai 183.582 di seluruh dunia dan kematian melebihi 7.000, Uni Eropa mengusulkan pada hari Senin untuk menutup perbatasan eksternal selama 30 hari guna menahan penyebaran pandemi. Meskipun Inggris tidak lagi menjadi anggota UE, warga Inggris masih diperbolehkan melakukan perjalanan ke benua Eropa.
Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump melarang masuknya warga non-AS dari negara-negara Uni Eropa, kemudian menambahkan Inggris dan Republik Irlandia ke dalam daftar larangan tersebut.