Bisnis.com, JAKARTA - Saham AS mencetak kenaikan teringgi sejak 2008 setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana AS menanggulangi dampak ekonomi dari virus corona.
S&P500 meningkat lebih dari 9 persen, sehingga menandai ketangguhannya pasca membukukan rekor penurunan terburuk sejak 1987.
Saham AS merosot dalam setengah jam terakhir perdagangan ketika Trump menyatakan darurat nasional untuk membantu memerangi virus dan berjanji akan menopang harga energi.
Trump juga memutuskan untuk melakukan moratorium pembayaran bunga pinjaman mahasiswa dan menegaskan keterlibatan sektor swasta untuk membantu upaya memperluas pengujian suspect virus corona.
Pernyataan Trump menambah optimisme pasar setelah Federal Reserve menegaskan pihaknya telah membeli US$37 miliar surat utang selama masa jatuh tempo.
Minyak naik karena Trump mengatakan AS akan meningkatkan pembelian untuk cadangan strategis. Dolar AS membukukan minggu terbaik sejak 2008. Imbal hasil US Treasury ikut terkerek dan tekanan di pasar kredit menunjukkan tanda-tanda pelonggaran. Sejalan dengan kenaikan tersebut, logam mulia anjlok. Sementara itu, perak turun hampir 9 persen dan paladium mencatat rekor terburuknya dalam satu minggu.
Baca Juga
Setelah berhari-hari tanpa tindakan memadai, resep kebijakan akhirnya dikeluarkan pada hari Jumat (13/3/2020). Kongres AS juga tengah mengodok undang-undang bantuan wabah virus corona. Sementara itu, Uni Eropa bersiap untuk menangguhkan aturan pengeluaran pemerintah, dan regulator di Italia dan Spanyol melarang aksi shortselling untuk beberapa saham.
Bank sentral China menegaskan pihaknya akan memompa aliran dana US$79 miliar untuk meningkatkan perekonomian.
Meskipun pergerakan pasar kembali positif pada Jumat (13/3/2020), sejumlah saham global mencetak rekor terburuk pada minggu ini sejak krisis 2008 seiring dengan investor yang meyakini pelemahan ekonomi. Jumlah temuan kasus di dunia kian bertambah dan aksi lockdown yang dilakukan beberapa pemerintah ikut menganggu mobilitas orang dan bisnis sehingga makin memperburuk sentimen pelemahan ekonomi.
Bank of Japan (BoJ) mengikuti langkah Federal Reserve AS dengan mengelontorkan likuiditas ke pasar.
"Tampaknya akan ada lebih banyak hal buruk dalam waktu dekat, yang paling ekstrim adalah respon fiskal dana moneter," ujar Kepala Investasi di BlueBay Asset Management Mark Dowding dalam laporannya.
Menurutnya, paket kebijakan yang dikeluarkan akan efektif jika dipadukan dengan upaya mendorong demand masyarakat sehingga langkah ini akan membantu menciptakan pemulihan yang cepat pada semester kedua tahun ini.
Saham Global:
- S&P 500 Index naik 9.2 persen pada sesi penutupan di New York.
- The Stoxx Europe 600 Index meningkat 1.4 persen.
- MSCI Asia Pacific Index turun 2.3 persen.
- MSCI All-Country World Index naik 5.9 persen.
Kurs Mata Uang Global:
- Bloomberg Dollar Spot Index menguat 1.1 persen.
- Euro melemah 0.8 persen menjadi US$1.1097.
- Yen melemah 3.1 persen to 108.03 per dolar AS.
Surat Utang Global:
- Imbal hasil (yield) US Treasury tenor 10 tahun menguat 17 basis poin menjadi 0,97 persen.
- Imbal hasil surat utang Jerman meningkat 20 basis poin menjadi -0,55 persen
Komoditas:
- Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 4,3 persen menjadi US$32,88 per barel.
- Emas anjlok sebesar 3 persen menjadi US$1.529 per ounce.