Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona, Italia Tutup Semua Toko Kecuali Apotek dan Penyedia Bahan Makanan

Italia terpapar hampir 60 persen dari semua kasus virus corona di luar China. Karena itu, pemerintahnya juga telah menganggarkan US$28 miliar untuk menyelamatkan negara itu dari serangan virus corona.
Pejalan kaki melewati Sforzesco Castello di Milan, Italia, Selasa (10/3/2020). Italia menjadi negara pertama yang mencoba melakukan kebijakan lock down (penguncian) untuk menghentikan penyebaran virus corona. Bloomberg/Camilla Cerea
Pejalan kaki melewati Sforzesco Castello di Milan, Italia, Selasa (10/3/2020). Italia menjadi negara pertama yang mencoba melakukan kebijakan lock down (penguncian) untuk menghentikan penyebaran virus corona. Bloomberg/Camilla Cerea

Bisnis.com,JAKARTA - Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan bahwa Italia akan menutup semua toko kecuali untuk apotek dan toko makanan guna mencegah penyebaran pandemi virus corona.

"Semua toko akan ditutup kecuali untuk kebutuhan dasar, seperti apotek dan toko makanan," kata Conte dalam pidato televisi nasional yang disiarkan selama beberapa jam setelah Italia mencatat lonjakan jumlah korban jiwa naik menjadi 827 orang. Jumlah itu tercapai hanya dalam dalam waktu dua minggu seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (12/3/2020).

"Bar, pub, restoran, penata rambut, dan layanan kantin akan ditutup. Pengiriman belanja ke rumah diperbolehkan," katanya.

Italia terpapar hampir 60 persen dari semua kasus virus corona di luar China. Karena itu, pemerintahnya juga telah menganggarkan  US$28 miliar untuk menyelamatkan negara itu dari serangan virus corona.

Sebelumnya, Italia memberlakukan pembatasan nasional untuk pertemuan publik dan perjalanan yang berlangsung hingga 3 April 2020.

Hampir 900 orang dengan virus corona di Italia berada dalam perawatan intensif, kata Kepala Darurat WHO Michael Ryan seperti dikutip BBC.com, Kamis (12/3/2020).

"Iran dan Italia sedang menderita sekarang, tetapi saya jamin negara-negara lain akan berada dalam situasi seperti itu, katanya.

WHO sebelumnya meminta semua pemerintahan untuk mengambil "tindakan cepat dan agresif" untuk menghadapi virus mematikan itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper