Bisnis.com, JAKARTA - Australia berencana mengelontorkan stimulus fiskal hingga miliaran dolar untuk menopang ekonominya di tengah wabah virus corona atau Covid-19.
Negeri Kangguru diperkirakan akan mengalami resesi untuk pertama kalinya sejak 1991.
Rencananya, Perdana Menteri Scott Morrison akan merilis anggaran sebesar A$1,3 miliar atau US$845 juta dalam dua tahun ke depan untuk menopang 120.000 pekerja.
Pemerintah juga akan mengelontorkan A$6,7 miliar dalam empat tahun ke depan untuk menopang keuangan dari UMKM. Dengan anggaran ini, pemerintah berharap UMKM bisa membayar pekerjanya saat perekonomian melemah.
Selain itu, pemerintah akan menjalankan tax write-off atau penghapusan pajak dengan nilai pendanaan A$700 juta untuk empat tahun ke depan untuk membantu bisnis menyediakan barang modal.
Menteri Keuangan Josh Frydenberg menuturkan langkah-langkah lainnya akan diumumkan pemerintah pada Kamis (12/3/2020) dengan total paket senilai A$18 miliar.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia telah memperhitungkan angka tersebut. Menurutnya, angka tersebut setara dengan sekitar 1 persen dari PDB Australia.
"Ekonomi membutuhkan bantuan sementara. Australia tidak imun terhadap tantangan virus corona, tetapi kita sudah mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan krisis ekonomi global," kata Morrison dalam pernyataannya.
Saat ini, pemerintah negara-negara didunia telah menyiapkan stimulus fiskal untuk memerangi dampak virus corona terhadap perekonomiannya. Bloomberg memperkirakan total anggaran yang telah disahkan atau masih berada dalam tahap pembahasan sebesar US$84 miliar.
Beberapa di antaranya mengadopsi program cash transfer atau bantuan langsung tunai dan relaksasi pajak.