Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Siap Gelontorkan Stimulus Fiskal hingga A$18 Miliar

Total paket senilai A$18 miliar tersebut sekitar 1 persen dari PDB Australia.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison (kedua kiri) bersama keluarganya./Reuters-David Gray
Perdana Menteri Australia Scott Morrison (kedua kiri) bersama keluarganya./Reuters-David Gray

Bisnis.com, JAKARTA - Australia berencana mengelontorkan stimulus fiskal hingga miliaran dolar untuk menopang ekonominya di tengah wabah virus corona atau Covid-19.

Negeri Kangguru diperkirakan akan mengalami resesi untuk pertama kalinya sejak 1991.

Rencananya, Perdana Menteri Scott Morrison akan merilis anggaran sebesar A$1,3 miliar atau US$845 juta dalam dua tahun ke depan untuk menopang 120.000 pekerja.

Pemerintah juga akan mengelontorkan A$6,7 miliar dalam empat tahun ke depan untuk menopang keuangan dari UMKM. Dengan anggaran ini, pemerintah berharap UMKM bisa membayar pekerjanya saat perekonomian melemah.

Selain itu, pemerintah akan menjalankan tax write-off atau penghapusan pajak dengan nilai pendanaan A$700 juta untuk empat tahun ke depan untuk membantu bisnis menyediakan barang modal.

Menteri Keuangan Josh Frydenberg menuturkan langkah-langkah lainnya akan diumumkan pemerintah pada Kamis (12/3/2020) dengan total paket senilai A$18 miliar.

Sementara itu, Perdana Menteri Australia telah memperhitungkan angka tersebut. Menurutnya, angka tersebut setara dengan sekitar 1 persen dari PDB Australia.

"Ekonomi membutuhkan bantuan sementara. Australia tidak imun terhadap tantangan virus corona, tetapi kita sudah mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan krisis ekonomi global," kata Morrison dalam pernyataannya.

Saat ini, pemerintah negara-negara didunia telah menyiapkan stimulus fiskal untuk memerangi dampak virus corona terhadap perekonomiannya. Bloomberg memperkirakan total anggaran yang telah disahkan atau masih berada dalam tahap pembahasan sebesar US$84 miliar.

Beberapa di antaranya mengadopsi program cash transfer atau bantuan langsung tunai dan relaksasi pajak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper