Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia akan Gelontorkan Rp94,3 Triliun untuk Redam Dampak Covid-19

Dilansir dari Bloomberg, surat kabar Australia melaporkan pada hari Senin (9/3/2020), bahwa paket stimulus tersebut naik dari perkiraan sebelumya sebesar US$5 miliar.
Tenaga medis menggunakan pakaian pelindung khusus saat merawat pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, di Wuhan, Provinsi Hubei, China Senin(27/1/ 2020). China Daily via Reuters
Tenaga medis menggunakan pakaian pelindung khusus saat merawat pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, di Wuhan, Provinsi Hubei, China Senin(27/1/ 2020). China Daily via Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Australia diperkirakan menggelontorkan stimulus fiskal senilai A$10 miliar (Rp94,3 triliun) untuk melindungi ekonomi dari dampak virus corona (Covid-19).

Dilansir dari Bloomberg, surat kabar Australia melaporkan pada hari Senin (9/3/2020), bahwa paket stimulus tersebut naik dari perkiraan sebelumya sebesar US$5 miliar.

Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg, dalam sebuah kolom opini mengatakan bahwa virus ini memiliki dampak yang signifikan pada pariwisata, pendidikan, pertanian dan, manufaktur.

"Pemerintah akan segera merilis respons ekonominya. Langkah-langkah fiskal kami dirancang untuk menjaga bisnis tetap berjalan dan warga tetap bekerja. Kami mengakui bahwa krisis kesehatan ini menciptakan hambatan pasokan dan permintaan di seluruh perekonomian,” ungkap Frydenberg, seperti dikutip Bloomberg, Senin (9/2/2020).

Australia diperkirakan akan mengungkapkan rincian rencananya pada hari Selasa (10/3/2020), ketika Perdana Menteri Scott Morrison mengadakan rapat kabinet.

Pemerintah di seluruh dunia telah menjanjikan lebih dukungan anggaran senilai lebih dari US$54 miliar untuk melawan dampak virus. PM Morrison belum memasukkan angka pada rencananya dan hanya mengatakan stimulus telah "ditargetkan, diukur dan terukur," dengan penekanan pada perlindungan arus kas bisnis dan pekerjaan.

Perkiraan awal dampak virus corona dari Departemen Keuangan dan bank sentral menunjukkan ekonomi kemungkinan mengalami kontraksi kuartalan pertama kalinya dalam sembilan tahun terakhir. Bagi Australia, hantaman ini datang setelah kebakaran hutan dahsyat diperkirakan akan menghambat pertumbuhan.

Meskipun hanya melaporkan 74 kasus virus yang dikonfirmasi pada hari Minggu (8/3/2020), termasuk tiga korban jiwa, ekonomi Australia bergantung pada China yang menjadi pusat wabah. Negeri Panda tersebut merupakan pasar ekspor komoditas utama Australia dan sumber penting turis dan pelajar untuk sektor jasa.

Australian Financial Review sebelumnya melaporkan paket stimulus tersebut akan memberikan keringanan pajak untuk memacu investasi darurat oleh bisnis-bisnis, besar sementara surat kabar Australia sebelumnya mengatakan stimulus dapat mencakup pembayaran tunai kepada rumah tangga.

Laporan The Sunday Telegraph mengatakan pemerintah sedang mengupayakan subsidi upah dan pembayaran untuk usaha kecil. Surat kabar tersebut juga mengatakan pemerintah dapat mendorong para pensiunan untuk membelanjakan lebih banyak dengan menurunkan jumlah yang mereka peroleh dari aset keuangan sebelum menerima bantuan pemerintah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper