Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Australia mengatakan membuat kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) agar dapat mengakses cadangan minyak strategis negara Paman Sam itu.
Dilansir Bloomberg, Minggu (8/3/2020), Menteri Energi Australia Angus Taylor akan menandatangani pakta tersebut dalam lawatannya ke AS. Setelah kesepakatan itu AS akan memberikannya akses ke minyak mentah dari ke Cadangan Minyak Strategis Amerika selama keadaan darurat kepada Australia.
Dilansir Sidney Morning Herald, kesepakatan itu juga akan membuka peluang Australia mengakses 640 juta barel minyak mentah AS yang disimpan di seluruh jaringan gua bawah tanah.
Australia juga dapat menyimpan bahan bakarnya sendiri di fasilitas Texas dan Louisiana, atau milik AS lainnya dalam keadaan darurat.
Langkah itu dinilai akan menghemat miliaran dolar anggaran untuk membangun fasilitas penyimpanan serupa di Australia untuk memenuhi aturan IEA. Menurut data 2019 dari International Energy Agency (IEA), Australia tidak memenuhi persyaratan untuk memiliki cadangan minyak 90 hari.
Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol mendukung negosiasi dan mengatakan kesepakatan dapat diperhitungkan terhadap kewajiban 90 hari Australia. Dia sebelumnya juga mendesak agar pemerintah Australia kembali memenuhi aturan tersebut sesegera mungkin.
"Minyak saat ini adalah sumber kehidupan ekonomi global. Anda mungkin menyukai minyak, tidak menyukai minyak, tetapi ini adalah realitas kehidupan," katanya.