Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Satu Orang Positif Corona, Saham Berjangka AS Turun

Indeks saham berjangka AS turun setelah otoritas kesehatan mengatakan telah mengidentifikasi kasus pertama virus corona di negara itu.
Presiden AS Donald Trump berjalan ke Air Force One ketika ia meninggalkan Washington untuk melakukan perjalanan ke KTT G20 di Osaka, Jepang dari Pangkalan Bersama Andrews, Maryland, AS, 26 Juni 2019./Reuters
Presiden AS Donald Trump berjalan ke Air Force One ketika ia meninggalkan Washington untuk melakukan perjalanan ke KTT G20 di Osaka, Jepang dari Pangkalan Bersama Andrews, Maryland, AS, 26 Juni 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks saham berjangka AS turun setelah otoritas kesehatan mengatakan telah mengidentifikasi kasus pertama virus corona di negara itu. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan pasien itu tampaknya tidak pernah bepergian ke China atau terpapar pada kasus virus lain.

Segera setelah pengumuman itu, kontrak berjangka Maret pada Indeks S&P 500 turun 1,4 persen pada 14:35 di Tokyo. Indeks juga turun setelah pidato Presiden Donald Trump gagal meredakan kekhawatiran investor terhadap coronavirus yang menghambat pertumbuhan global. Euro Stoxx 50 berjangka turun 2,7 persen.

"Konferensi pers Presiden Trump memang dimaksudkan untuk menjadi pembangun kepercayaan tetapi saya tidak percaya itu akan berdampak banyak pada saham," kata Kristina Hooper, kepala strategi pasar global di Invesco, dilansir Bloomberg, Kamis (27/2/2020).

Dia melanjutkan, penurunan lebih lanjut di pasar menggambarkan bahwa pernyataan politisi tidak berpengaruh. Dia percaya Federal Reserve akan mengambil langkah berlawanan untuk menyelamatkan indeks berjangka.

Sebelumnya, Trump berusaha menenangkan pasar setelah salah satu penurunan terburuksaham Amerika dalam hampir lima tahun terakhir. Indeks yang mendasarinya terperosok dalam penurunan beruntun lima hari yang menghapus nilai lebih dari US$2 triliun dari ekuitas Amerika.

Sementara itu, Pemerintah AS mendorong wisatwan untuk mempertimbangkan kembali perjalanan ke Korea Selatan karena jumlah kasus di negara itu meningkat menjadi lebih dari 1.500. Infeksi baru didiagnosis di negara-negara dari Pakistan hingga Brasil. Menyusul perkembangan penyebaran virus corona, Arab Saudi menutup Mekah dan Madinah dari kunjungan keagamaan sementara waktu.

"Investor akan bereaksi pada pembukaan hari ini di New York. Meskipun ada komentar dari Presiden Trump, saya pikir langkah awal akan menuju sisi negatifnya," kata Nick Twidale, manajer umum IC Markets di Sydney.

Sementara kemarin, S&P 500 anjlok lebih dari 7 persen dari catatan yang ditetapkan seminggu yang lalu, karena investor semakin khawatir virus akan menggagalkan pertumbuhan ekonomi global. Perusahaan-perusahaan yang memperkirakan penyebaran virus akan berdampak pada penjualan dan pendapatan semakin bertambah, antara lain Apple Inc., Mastercard Inc. dan United Airlines Holdings Inc.

S&P 500 tergelincir 0,4 persen, gagal menahan kenaikan yang pada satu titik melampaui 1,7 persen. Peringatan baru pandemi dari pejabat Jerman dan Amerika menambah kesuraman, sementara Diageo Plc dan Danone SA mengatakan bahwa wabah akan menekan penjualan di China. Kasus-kasus pertama di Yunani dan di Amerika Selatan muncul, sementara Spanyol mengunci sebuah hotel resor tepi laut dengan sekitar 1.000 tamu dan pekerja di dalamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper